Monyet colobus merah Foa, baru-baru ini terekam kamera untuk pertama kalinya di Cagar Alam Satwa Liar Kabobo, Republik Demokratik Kongo (DRC). Rekaman langka itu dibagikan oleh Wildlife Conservation Society melalui laman Facebook mereka.
“Dulu spesies ini banyak dijumpai di Taman Nasional Kahuzi-Biega dan pegunungan Itombwe hingga ke Kabobo. Namun, perburuan membuat populasinya lenyap di banyak tempat. Kini, Cagar Alam Satwa Liar Kabobo mungkin satu-satunya lokasi mereka bertahan hidup,” papar Wildlife Conservation Society dalam unggahannya.
Secara keseluruhan, ada 17 spesies colobus merah di Afrika. Seluruhnya masuk dalam kelompok monyet paling terancam di benua itu. Colobus merah Foa tergolong yang paling sulit dijumpai, hanya ada satu laporan penampakan sejak tahun 2003.
Kelangkaan ini disebabkan oleh hilangnya habitat alami dan perburuan untuk konsumsi lokal serta perdagangan daging satwa liar (bushmeat). Konflik politik dan militer yang terus berlangsung di wilayah DRC juga memperburuk keadaan, meski secara ironis, kondisi itu turut menghambat alih fungsi lahan menjadi kawasan perkotaan.
Monyet ini punya mahkota kepala berwarna merah yang kontras dengan wajah abu-abu. Tubuhnya kerap digambarkan seperti seseorang yang mengenakan kemeja abu-abu dengan lengan dan celana berwarna merah.
Bobot jantan berkisar antara 9 hingga 13 kilogram, sementara betina sedikit lebih ringan. Makanan utamanya adalah daun dan biji-bijian, dan mereka menghabiskan banyak waktu beristirahat di pepohonan.
Colobus merah Foa hidup dalam kelompok besar beranggotakan 25 sampai 40 individu. Mereka merupakan salah satu mangsa simpanse. Perilaku mereka masih misterius karena sulitnya penelitian, tetapi satu hal yang pasti, mereka sangat vokal dengan berbagai macam panggilan dan suara.
Berdasarkan rekomendasi IUCN, pelestarian colobus merah Foa memerlukan perlindungan menyeluruh terhadap Kompleks Cagar Alam Kabobo Massif. Selain itu, penegakan larangan pembunuhan monyet ini dan pengendalian perdagangan bushmeat dinilai penting untuk mendukung keberlangsungan hidup mereka.
Bagi dunia konservasi, rekaman perdana colobus merah Foa ini menjadi pengingat bahwa meski dunia masih menyimpan banyak misteri, kesempatan untuk menyelamatkan spesies terancam selalu ada selama kita mau bertindak.