REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Percepatan Transformasi Pesantren (FPTP) mengawali langkah mendorong kemandirian ekonomi pesantren. FPTP ingin pesantren menjadi lokomotif pembangunan.
Cara yang digunakan FPTP ialah kegiatan tadarus ekonomi pesantren dengan tema "Memajukan Usaha Bisnis Pesantren" yang digelar di DPP PKB. Kegiatan menjadi bagian transformasi pesantren yang dipantik sejak konferensi internasional FPTP dan roadshow di berbagai daerah.
Direktur FPTP sekaligus Sekretaris Dewan Syuro PKB Saifullah Maksum menyampaikan kegiatan kali ini fokus pada aspek kemudahan ekonomi.
“Hari ini khusus kita memulai kerja berat, kerja panjang yaitu mentransformasi pada aspek kemudahan ekonomi,” kata Kiai Saifullah pada Jumat (15/8/2025).
Saifullah menyebut para pengasuh pesantren memperoleh pengetahuan dari Prof Jaenal Effendi dan Ustaz Jaka terkait pentingnya kemandirian ekonomi. Keduanya merupakan ahli bidang pembangunan.
“Mungkin ini harus kita bikin strategi baru, pendekatan baru untuk memastikan bahwa forum semacam ini hasilnya efektif,” ujar Saifullah.
Saifullah memandang pesantren selama ini telah berkontribusi besar bagi negara dan umat dengan pendidikan murah serta pengabdian tulus para guru. Tapi, Saifullah menyentil negara yang belum sepenuhnya hadir mendukung dari segi anggaran.
“Negara belum sepenuhnya hadir untuk memfasilitasi, mengedukasi, meng-backup pesantren dari aspek anggaran. Misalnya APBN kita, kalau dipresentasikan berapa rupiah yang untuk memberdayakan pesantren dari aspek ekonominya,” ujar Saifullah.
Walau demikian, Saifullah tidak ingin pesantren membebani negara. Ia mengajak pesantren mandiri sambil tetap memberdayakan ekonomi umat di sekitarnya.
“Ini baru mencakup Jabodetabek, nanti lain kali kita di tempat yang lain lagi. Sampai kita maunya baca dua ribuan pesantren yang kita edukasi,” ujar Saifullah.
Sementara itu, Ketua Pusat Studi Pembangunan dan Pedesaan IPB, Jaenal Effendi memandang kegiatan ini sangat penting untuk mendorong pesantren berinovasi dan mandiri.
“Profesionalisme sebuah lembaga, apalagi pesantren, ini sangat diperlukan. Kita sangat menyadari bahwa bangsa ini problem utamanya adalah nomor 1 sampai nomor 5 itu adalah SDM,” ucap Jaenal.
Jaenal menyebut pesantren berpeluang besar menjadi basis pengembangan berbagai sektor, mulai dari pertanian, peternakan, kehutanan, hingga ekonomi kreatif. Ia mendorong dukungan pemerintah dan stakeholder agar aktivitas ekonomi pesantren terlindungi dan mampu menembus pasar ekspor.
“Pesantren ini sebagai agen perubahan, agen transformasi dan agen inovasi yang ada,” ucap Jaenal.