Lantunan musik tanjidor menyemarakkan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu pagi ini (16/8) atau sehari sebelum pesta kemerdekaan Republik Indonesia (RI) 17 Agustus 2025.
Suara trombon dan drum berpadu dalam irama khas Betawi, mengantar setiap pengunjung menuju pintu masuk kawasan Setu Babakan.
Di depan Museum Betawi, deretan tenda UMKM berjajar rapi. Warga berlalu-lalang, sebagian melihat-lihat cenderamata, sementara lainnya menunggu di stan makanan.
Di sisi lain, terdapat arak-arakan anak-anak yang muncul dari arah amfiteater. Mereka baru saja menampilkan tarian khas Betawi berjudul Gelatik Cantik, disusul dengan prosesi Palang Pintu, sebuah ritual seni bela diri dan pantun. Semua itu menjadi salah satu dari rangkaian panjang acara Gebyar Budaya yang tahun ini terasa lebih meriah.
“Ya, dalam rangka memperingati hari ulang tahun RI ke-80, Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi ini mengadakan serangkaian kegiatan yaitu pertama, lomba permainan tradisional. Lomba ini diikuti oleh tingkat SMP dan SMA, yang sudah dilaksanakan tanggal 12 dan 13 Agustus kemarin,” ujar Kepala Satuan Pelaksana Edukasi dan Informasi UPK PBB Setu Babakan, Farah Aini Astuti saat ditemui di Setu Babakan, Sabtu (16/8).
“Kemudian pengumumannya sudah diumumkan juga, dan nanti pemenangnya akan menerima hadiah di Malam Puncak,” lanjutnya.
Malam puncak yang digelar pada Sabtu malam (16/8) nanti, akan menjadi titik kumpul semua kegiatan.
“Malam Puncak ini juga tentunya ada banyak kegiatan. Yang pertama yaitu pagelaran kesenian secara reguler, ada tarian, ada Gambang Kromong. Kemudian nanti puncaknya malam ada pertunjukan dari Gebyar Seni Budaya, yaitu kolaborasi dari banyak sanggar-sanggar seni, dari tari, kemudian silat juga,” katanya.
Menurut Farah, kolaborasi tersebut mengangkat cerita Haji Nur Ali dengan judul Singa Betawi. Sebelum itu, akan ada pembukaan pameran temporer Dandang Berdendang di lantai dua Museum Betawi.
“Pameran temporer ini menceritakan tentang makanan khas orang Betawi, dan selain makanan juga tradisi yang dilakukan orang Betawi dalam kaitannya dengan makanan,” jelas Farah.
“Kenapa dandang berdendang? Ya, dalam artian dandang itu adalah tempat untuk memasak ya. Berdendang itu artinya biasanya keriaan ya,” tambahnya.
Pameran ini akan berlangsung hingga September, bahkan bisa diperpanjang hingga akhir tahun. Selain itu, UMKM lokal juga ikut meramaikan bazar, menawarkan kuliner dan kerajinan tangan.
“Kolaborasinya, ya kita biasa mengajak para warga untuk bisa jualan di sini, ataupun bisa menampilkan keseniannya. Jadi kalau misalnya warga kebanyakan sih mungkin yang punya potensi kuliner ataupun suvenir ya bisa jualan di sini,” ujar Farah.