
Ada nama CATL dalam seremoni peletakan batu pertama proyek ambisius pemerintah di Karawang, Jawa Barat guna memperkuat ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia. Mari mengenal lebih dekat dengan perusahaan asal China ini.
Dalam laman resminya, CATL merupakan Contemporary Amperex Technology Co. Limited. Nama ini diresmikan pada tahun 2011, menggantikan ATL yang lebih dikenal sebagai produsen baterai perangkat elektronik sejak 1998.
Bermarkas di Ningde, Fujian, CATL didirikan oleh insinyur Zeng Yuqun (Robin Zeng) dan kini menjelma sebagai salah satu raksasa ekosistem penyimpanan daya listrik Battery Electric Vehicle (BEV), juga industri lainnya di dunia.
Perusahaan yang punya nama asli Ningde Shidai Xinnengyuan Keji Gufen Youxian Gongsi ini saat ini telah memiliki 6 pusat riset dan pengembangan global (RnD) di China dan Jerman. Serta fasilitas pabrik di China, Jerman, hingga Hungaria.

Selain sebagai pengembang dan pemasok baterai untuk kendaraan dan industri otomotif, CATL juga aktif membentuk ekosistem daur ulang baterai bekas. Bicara kapasitas produksi secara GWh, mereka merupakan yang terbesar skala global.
Misalnya periode sepanjang Januari-Juni 2023, CATL telah memproduksi baterai dengan kapasitas 93 GWh dan dikatakan terus meningkat hingga 200 GWh pada akhir 2023. Mengungguli kompetitornya seperti LG Energy Solution, BYD, dan Panasonic.
CATL mengisi pucuk kepemimpinan produsen baterai kendaraan listrik dengan spesialisasi pemasok tingkat satu dan pengembangan baterai lithium ion untuk hybrid maupun EV murni. Kliennya saat ini meliputi Tesla, BMW, Mercedes-Benz, Hyundai, Ford, dan VW.
Itu belum termasuk jenama asal China seperti Nio, XPeng, dan Li Auto. Seperti yang disebutkan di awal, CATL turut menjadi pemasok baterai untuk kendaraan berat yaitu bus, truk, bahkan sepeda listrik, dan transportasi lainnya. Berikut jenis baterai yang telah dikembangkan.

FP (Lithium Iron Phosphate): lebih stabil, aman, dan biaya produksi lebih rendah, banyak dipakai Tesla (Standard Range) dan kendaraan mass-market.
NCM/NCA (Nickel Cobalt Manganese/Nickel Cobalt Aluminum): energi lebih tinggi, cocok untuk jarak tempuh panjang.
CTP (Cell-to-Pack): teknologi di mana sel baterai langsung disusun ke dalam modul pack tanpa modul terpisah, meningkatkan kepadatan energi dan efisiensi ruang.
Qilin Battery (2022): generasi baru baterai CTP 3.0 dari CATL yang kepadatan energinya diklaim bisa mencapai >255 Wh/kg.
Kemarin, pemerintah Indonesia meresmikan proses dimulainya mega proyek pengembangan industri dari hulu ke hilir ekosistem baterai EV, kemitraan Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan konsorsium CATL Brunp dan Lygned (CBL) yang merupakan anak perusahaan CATL.
Keduanya membentuk perusahaan yang dinamakan PT Contemporary Amperex Technology Indonesia.
Proyek tersebut rencananya memakan investasi USD 5,9 miliar atau setara Rp 96 triliun dan menyerap 8.000 tenaga kerja langsung dan 35.000 yang tidak langsung. Proyek ini juga digadang-gadang bisa menekan impor BBM.