Mendag Tolak Usulan KADI, Impor Bahan Baku Tekstil Asal China Tak Kena BMAD

1 month ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Menteri Perdagangan RI Budi Santoso mengekspose kepada publik lokasi produksi praktik pengurangan takaran minyak goreng merek MinyaKita oleh salah satu produsen di Karawang, Jawa Barat, Kamis (13/3/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparanMenteri Perdagangan RI Budi Santoso mengekspose kepada publik lokasi produksi praktik pengurangan takaran minyak goreng merek MinyaKita oleh salah satu produsen di Karawang, Jawa Barat, Kamis (13/3/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menolak usulan Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) yang akan mengenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) tinggi terhadap bahan baku tekstil, yakni benang filamen sintentik tertentu asal China.

Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Mendag Nomor PD. 01/392/M-DAG/SD/06 /2025 yang ditujukan kepada Ketua KADI. Dalam salinan surat yang diterima kumparan, penolakan tersebut berdasarkan sejumlah pertimbangan dari Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Kepala Bappenas, Menteri Perindustrian, hingga Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), serta kondisi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Tanah Air.

Mendag menjelaskan, pasokan benang filamen sintetik tertentu ke pasar domestik sangat terbatas dikarenakan kapasitas produksi nasional Benang Filamen Sintetik Tertentu saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan industri pengguna, sebagian besar produsen Benang Filamen Sintetik Tertentu memproduksi untuk dipakai sendiri, dan produsen utama berada di Kawasan Berikat.

Saat ini, di sektor hulu industri TPT telah dikenakan kebijakan trade remedies yaitu BMTP Benang (PMK No.46 Tahun 2023) dan BMAD Polyester Staple Fiber dari India, RRT, dan Taiwan (PMK No.176 Tahun 2022), sehingga pengenaan BMAD terhadap Benang Filamen Sintetik Tertentu yang merupakan bahan baku utama akan meningkatkan biaya produksi dan menurunkan daya saing industri hilir.

Sektor industri TPT, baik hulu maupun hilir, sedang menghadapi tekanan akibat dinamika geo-ekonomi-politik global, pengenaan tarif resiprokal Amerika Serikat, dan penutupan beberapa industri. Terlebih, kontribusi sektor industri TPT mulai menurun terhadap PDB terutama setelah pandemi COVID-19, dari sebesar 1,3 persen (2019) menjadi 1,1 persen (2024).

"Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, kami memutuskan untuk tidak memproses lebih lanjut pengenaan BMAD terhadap Impor Produk Benang Filamen Sintetik Tertentu yang berasal dari Republik Rakyat Tiongkok," ujar Mendag seperti dikutip dari salinan surat tersebut, Kamis (19/6).

 Getty ImagesIlustrasi pabrik tekstil. Foto: Getty Images

Sebelumnya, KADI mengusulkan untuk mengenakan tarif BMAD mulai dari 5,12 persen hingga 42,3 persen untuk benang filamen tertentu. Namun, hal ini mendapat penolakan dari industri tekstil. Sebab, benang filamen sintetik seperti Partially Oriented Yarn (POY) dan Draw Textured Yarn (DTY) adalah bahan baku utama dalam pembuatan tekstil, yang belum bisa sepenuhnya didapatkan di dalam negeri.

Kebutuhan POY industri tekstil dalam negeri mencapai 257.600 ton per tahun. Sedangkan ketersediaan POY setiap tahunnya hanya 141.910 ton, sehingga masih ada kekurangan sekitar 115.170 ton untuk memenuhi kebutuhan industri TPT dalam negeri.

Merespons keputusan Mendag tersebut, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Anne P. Sutanto, dirinya mengapresiasi pemerintah yang bersedia mendengarkan masukan dunia usaha berdasarkan informasi terkini dan dinamika pasar dunia.

Menurutnya, pengenaan BMAD memang bukan solusi yang tepat untuk industri hulu penghasil POY dan DTY. Apalagi menurut Anne, kebutuhan POY meningkat hingga sepuluh kali lipat dalam dua tahun terakhir, lebih besar dari kapasitas produksi POY dalam negeri.

"Sehingga pengenaan anti dumping akan menurunkan daya saing produksi turunan tekstil yang dihasilkan oleh produsen tekstil nasional terutama 101 perusahaan yang mengajukan petisi," kata Anne.

Dia melanjutkan, adanya BMAD justru menurunkan daya saing industri tekstil dalam negeri. Sebanyak 101 pengusaha tekstil juga telah mengajukan petisi bersedia untuk menyerap kapasitas produksi POY dalam negeri, dengan praktik standar berbisnis.

"Malah dari perwakilan 101 pengusaha juga mengusulkan pemerintah melalui Kemenperin tetap dapat mengatur harmonisasi kebutuhan impor POY dan DTY, berdasarkan kebutuhan dalam negeri dan kapasitas produksi dalam negeri. Sehingga kekhawatiran mengenai dumping dari negara lain bisa tetap diatasi dengan pengaturan impor oleh pemerintah sesuai kinerja produksi masing-masing pihak," jelasnya.

Read Entire Article