
KETUA Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengaku sedih melihat kondisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini. Ia menyayangkan Presiden Prabowo Subianto sampai harus turun tangan dalam urusan yang seharusnya bisa ditangani oleh lembaga penegak hukum tersebut.
Pernyataan itu disampaikan Megawati dalam pidato politiknya saat penutupan Kongres ke-6 PDIP di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Badung, Bali, Sabtu (2/8).
"Saya merasa aneh, masa urusan begini saja Presiden harus turun tangan. Coba pikirkan," kata Megawati tanpa merinci lebih lanjut maksud dari pernyataannya tersebut.
Namun, pernyataan itu disampaikan Megawati setelah menyinggung kasus Hasto Kristiyanto, kader PDIP, yang menurutnya menjadi contoh bagaimana seseorang bisa mendapatkan perlakuan yang tidak adil dalam proses hukum.
Sebagai Presiden ke-5 RI sekaligus sosok yang mendirikan KPK, Megawati menyatakan dirinya memahami secara mendalam bagaimana lembaga antikorupsi itu seharusnya bekerja. Ia menekankan pentingnya keadilan ditegakkan tanpa diskriminasi dan tanpa memandang siapa yang menjadi subjek hukum.
"Apakah kalian tidak punya anak-anak? Tidak punya saudara? Kalau diperlakukan seperti itu, lalu bagaimana, di mana kalian mencari keadilan yang hakiki?" kata Megawati.
Hasto resmi bebas dari tahanan setelah Presiden Prabowo Subianto meneken keputusan presiden (keppres) pemberian amnesti. Ia keluar dari Rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (1/8) sekitar pukul 21.23 WIB.
Hasto bersyukur atas keputusan pemberian amnesti. Hasto mengatakan, Presiden Prabowo telah bertindak adil terkait dengan keputusan itu. Hasto juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan semua kader yang selalu mendukungnya. (Mal/P-2)