Mantan Jaksa Khusus Jack Smith Diselidiki Terkait Dugaan Pelanggaran Etika Pemilu

Otoritas federal AS resmi membuka penyelidikan terhadap mantan jaksa khusus Jack Smith, terkait dugaan pelanggaran etika pemilu.(Media Sosial X)

OTORITAS federal Amerika Serikat resmi membuka penyelidikan terhadap mantan jaksa khusus Jack Smith. Jack Smith sebelumnya memimpin dua kasus pidana federal terhadap mantan Presiden Donald Trump, sebelum mengundurkan diri awal tahun ini.

Kantor Penasihat Khusus (Office of the Special Counsel/OSC) mengonfirmasi kepada BBC, penyelidikan terhadap Smith sedang berlangsung, meski menolak memberikan rincian lebih lanjut.

Jack Smith ditunjuk pada 2022 oleh Jaksa Agung saat itu, Merrick Garland, untuk menyelidiki dugaan penyalahgunaan dokumen rahasia dan upaya Trump mengintervensi hasil Pemilu 2020. Dua kasus yang dipimpinnya kemudian menghasilkan dakwaan pidana terhadap Trump, meskipun sang mantan presiden menolak semua tuduhan dan menyebut proses hukum itu bermotif politik.

Penyelidikan terhadap Smith oleh OSC dilaporkan terkait dugaan pelanggaran Hatch Act, undang-undang yang melarang pegawai negeri federal melakukan aktivitas politik saat menjabat. Dugaan ini mencuat setelah Senator Partai Republik asal Arkansas, Tom Cotton, meminta OSC mengusut Smith atas tuduhan "campur tangan luar biasa dalam Pemilu 2024."

Walau OSC tak memiliki wewenang untuk mendakwa secara pidana, lembaga independen ini dapat mengambil tindakan disipliner atau merujuk hasil penyelidikannya ke Departemen Kehakiman (DOJ). OSC juga beroperasi terpisah dari kantor jaksa khusus di bawah DOJ, yang sebelumnya dipimpin oleh Smith dan memiliki wewenang untuk mengajukan tuntutan pidana federal.

Kasus-kasus yang ditangani Smith sempat menjadi sorotan publik sebelum akhirnya dihentikan menyusul kemenangan Trump dalam Pemilu Presiden 2024. Sesuai aturan DOJ, seorang presiden yang sedang menjabat tidak dapat dituntut secara pidana.

Dalam pernyataan di platform X pekan ini, Senator Cotton menuding dakwaan terhadap Trump sebagai "alat politik" bagi kampanye Joe Biden dan Kamala Harris. Ia bahkan menyebut tindakan tersebut "sangat mungkin merupakan aktivitas kampanye ilegal dari pejabat publik."

PEmecatan Hampton Dellinger

Penyelidikan ini muncul tak lama setelah mantan kepala OSC, Hampton Dellinger, dipecat oleh Trump pada Februari lalu. Pemecatan itu dipicu oleh upaya Dellinger untuk memulihkan status pegawai federal yang diberhentikan selama masa pemerintahan Trump. 

Meski seorang hakim menyatakan pemecatan itu melanggar hukum, pengadilan banding federal membolehkan penggantian pimpinan OSC selama gugatan hukum masih berjalan. Dellinger akhirnya mencabut gugatannya pada Maret.

“Saya khawatir, kerusakan terhadap lembaga ini dan mereka yang menggantungkan harapan padanya akan bersifat segera, serius, dan mungkin tak dapat diperbaiki,” kata Dellinger saat itu.

Bukan Pertama

Jack Smith bukan satu-satunya pejabat federal yang menjadi sasaran penyelidikan di bawah pemerintahan Trump. Pada Mei lalu, Dinas Rahasia (Secret Service) menyelidiki mantan Direktur FBI James Comey setelah ia mengunggah (dan kemudian menghapus) foto kerang laut yang dituduh sebagai pesan terselubung bernada kekerasan terhadap Trump.

Bulan ini, media AS juga melaporkan Comey dan mantan Direktur CIA John Brennan sedang diselidiki atas dugaan memberikan keterangan palsu kepada Kongres dalam penyelidikan campur tangan Rusia dalam Pemilu 2016. Brennan menyebut penyelidikan tersebut sebagai bentuk politisasi lembaga intelijen yang terus berlanjut di bawah kepemimpinan Trump. (BBC/Z-2)