KPK Kembangkan Kasus Pemerasan TKA Tak Hanya di Kemnaker, Usut Perizinan Lain

1 month ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Jamal Ramadhan/kumparanIlustrasi KPK. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

KPK akan mengembangkan kasus dugaan pemerasan Tenaga Kerja Asing (TKA) yang saat ini tengah diusut di Kemnaker. KPK akan menelusuri proses perizinan terkait TKA di kementerian atau lembaga lain.

Plh Direktur Penyidikan KPK, Budi Sokmo, menyebut pihaknya menduga pemerasan tidak hanya terjadi di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) saja.

"Terkait dengan TKA ini, bukan hanya di Kemnaker aja, tadi disampaikan juga di Imigrasi. Nah, apakah KPK sudah lihat hal tersebut di Imigrasi? Saya sampaikan tentunya dugaan tersebut kami sudah sama dengan apa yang disampaikan," kata Budi dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (5/6).

"Menduga hal tersebut tidak hanya terjadi di Kemnaker karena bila hanya RPTKA aja masih ada kelanjutannya lagi yang jadi izin dikeluarkan untuk TKA ini, tentunya di Imigrasi," jelas dia.

 YouTube/ KPK RI Plh. Direktur Penyidikan KPK, Budi Sokmo. Foto: YouTube/ KPK RI

Dalam kesempatan itu, Budi pun menyatakan bahwa KPK sudah mulai mengendus dugaan pelanggaran yang terjadi dalam perizinan TKA tersebut.

"Apakah KPK akan berpotensi ke sana? Tentunya KPK akan berpotensi ke sana, karena itu termasuk ke pelayanan publik supaya IPK kami nanti benar-benar clear dari hulu ke hilir, bisa meningkatkan IPK kita," tutur Budi.

"Apakah KPK sudah mengendus ke sana? Sejauh ini kami sudah punya indikasi ke sana, kami akan terus mengembangkan ke mana saja hilirnya dari perizinan ini, tentunya tidak hanya cukup dari hulunya saja. Ini juga sudah kami antisipasi dan kami cari alat buktinya untuk menuju ke sana," paparnya.

Lebih lanjut, Budi mengungkapkan bahwa praktik pemerasan terhadap TKA di Kemnaker ternyata sudah berlangsung sejak 2012 silam.

"Praktik ini bukan hanya dari 2019, dari hasil proses pemeriksaan yang KPK laksanakan memang praktik ini sudah mulai berlangsung sejak 2012," ungkap dia.

Namun, ia belum bisa membeberkan lebih lanjut TKA dari sektor pekerjaan mana saja yang diduga diperas oleh pejabat di Kemnaker ini.

"Kemudian, sama sektor apa tadi terhadap TKA ini sedang kami laksanakan pemeriksaan, penelitian terhadap dokumen-dokumen, dan TKA-TKA mana saja dari periode tersebut yang mengajukan RPTKA," ucap Budi.

"Sehingga, nanti apa yang menjadi dugaan apakah benar ini di tahun ini karena pertambangan kita sedang naik sehingga ke sana, pihak-pihak yang merasa dirugikan, pihak-pihak yang diperas ini karena merasa di bidang pertambangan yang mempunyai income besar, sehingga tidak keberatan melakukan penyetoran uang-uang kepada oknum-oknum di Kemnaker," pungkasnya.

 ShutterstockIlustrasi KPK. Foto: Shutterstock

Dalam kasus dugaan pemerasan ini, KPK telah menjerat delapan orang sebagai tersangka. Mereka yakni:

  1. Suhartono selaku Dirjen Binapenta 2020-2023;

  2. Haryanto selaku Dirjen Binapenta 2024-2025;

  3. Wisnu Pramono selaku Direktur PPTKA Kemnaker 2017-2019;

  4. Devi Angraeni selaku Direktur PPTKA 2024-2025;

  5. Gatot Widiartono selaku Kasubdit Maritim dan Pertanian Ditjen Binapenta;

  6. Putri Citra Wahyoe selaku staf pada Direktorat PPTKA Kemnaker;

  7. Jamal Shodiqin selaku staf pada Direktorat PPTKA Kemnaker;

  8. Alfa Eshad selaku staf pada Direktorat PPTKA Kemnaker.

Para tersangka diduga meminta sejumlah uang kepada para agen penyalur calon TKA. Permintaan uang itu agar Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dari Kemnaker terbit.

Total, dari 2019, para tersangka telah meraup uang hingga Rp 53,7 miliar. Uang tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka dan juga dibagi kepada sejumlah pegawai di Kemnaker.

Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 12 e atau Pasal 12B juncto Pasal 18 UU Tipikor.

Read Entire Article