Komisi X DPR menggelar rapat kerja (Raker) bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk membahas anggaran tahun 2026 sekaligus evaluasi kinerja.
Dalam sesi pendalaman, anggota Komisi X DPR fraksi PKB, Dedi Wahidi menyoroti belum meratanya akses pendidikan. Ia menyebut, ada siswa SMP yang bahkan belum lancar berhitung matematika dasar.
“Pak Menteri, di Jabar ini, ada ditemukan gubernur menemukan, bupati menemukan, anak SMP belum bisa menghitung, tambah-tambahan enggak bisa, perkalian enggak bisa, apalagi pembagian,” kata Dedi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (26/8).
“Kemarin di Indramayu ramai anak SMP belum bisa menghitung 12 + 3 aja nggak tahu,” imbuhnya.
Ia meminta Mendikdasmen, Abdul Mu’ti agar benar-benar menyoroti hal tersebut. Sebab, menurutnya, seharusnya siswa SMP sudah memiliki kemampuan calistung.
Menjawab pertanyaan tersebut, Mu’ti mengatakan pihaknya sudah menggalakkan program untuk memastikan para murid bisa untuk hitung-hitungan dasar.
“Sudah kami lakukan gerakan numerasi nasional, yang ibu ketua waktu itu juga hadir sehingga permasalahan yang bapak sampaikan mudah-mudahan dapat kami atasi,” ujar Mu’ti dalam rapat tersebut.
Mu’ti juga menyebut, tahun depan, Kemendikdasmen akan melakukan tes akademik untuk mengukur kemampuan akademik siswa. Asesmen itu, lanjutnya, tidak akan berpengaruh dengan nilai akademik.
“Kami mulai tahun ini bapak pada saat MPLS itu sudah ada asesmen yang di antara assesment itu di antaranya mengetahui kemampuan dasar murid kita itu seberapa, terutama menyangkut kemampuan membaca, menulis, dan bakat minat,” tuturnya.
“Sehingga yang dikhawatirkan bapak-ibu sekalian mudah-mudahan tidak terulang lagi untuk itu,” tutup dia.