
KOLABORASI perguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Tanah Air.Hal itu bisa dilakukan dengan menjalin sinergi dalam program doktoral (S3) yang ijazahnya tetap diakui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
"Ini yang sedang kami jalankan. Unas (Universitas Nasional) bersama UCSI Universiti Malaysia menjalin kolaborasi program doktoral (S3) by research," ungkap Direktur Unas-UCSI Collaboration Centre Prof Paisal Halim dalam acara Graduate Workshop: Preparation for Master’s and Doctor Studies, di Gedung Menara Unas, Jakarta, Rabu (6/8).
Ia mengatakan kegiatan kali ini sekaligus untuk memperkenalkan program S3 by research kolaborasi Unas-UCSI Universiti Malaysia yang dapat diikuti tanpa harus berangkat ke Malaysia.
“Nantinya kuliah bakal dilakukan secara daring dan ijazahnya diakui Kemendiktisaintek. Kami berharap masyarakat bisa mengenal program kolaborasi ini dan segera memanfaatkannya, terutama bagi akademisi,” kata Paisal.
Dia menjelaskan program S3 bergelar PhD tersebut terbuka untuk dosen dan profesional di Indonesia, dengan sistem pembelajaran berbasiskan riset (by research) selama tiga tahun.
"UCSI Universiti menjamin durasi studi ini. Kami targetkan pada tahap awal minimal 10 mahasiswa, dan untuk pendaftaran akan terbuka setiap bulannya,” ucap Paisal.
Ia berharap kolaborasi ini bukan sekadar kerja sama, melainkan sebagai bentuk upaya konkret membawa pendidikan tinggi Indonesia naik kelas dan tanpa harus meninggalkan Tanah Air.
Kepala Pusat Kajian Daerah dan Anggaran Setjen DPD RI Sri Sundari mengapresiasi kolaborasi antara Unas dan UCSI Universiti Malaysia. Terlebih, UCSI Universiti saat ini menjadi salah satu universitas swasta terbaik di Kuala Lumpur, Malaysia. Universitas yang berada di peringkat ke-269 versi QS World University Rankings 2026 ini juga dikenal memiliki reputasi global dan program riset yang kuat.
“Kami apresiasi karena program ini sangat relevan, khususnya bagi para pejabat atau profesional yang sibuk waktunya, tapi ingin meraih gelar PhD bermutu. Apalagi program ini diakui pemerintah Indonesia, sehingga tidak perlu diragukan lagi dari sisi kualitas,” katanya.
Sri Sundari bahkan coba menyosialisasikan peluang program S3 berbasis riset ini kepada masyarakat daerah, termasuk melalui anggota DPD RI. "Tujuannya, kami ingin agar akses pendidikan berkualitas ini bisa dirasakan seluruh rakyat Indonesia, termasuk mereka yang berada di daerah-daerah,” pungkasnya.
Turut hadir pada acara tersebut, narasumber dari UCSI Universiti yang berpengalaman dalam publikasi jurnal bereputasi, seperti Scopus Q1, yakni Prof Nangkula Utaberta PhD.
Prof Nangkula Utaberta turut membagikan kiat-kiat menembus jurnal internasional berkualitas tinggi kepada peserta yang terdiri dari kalangan dosen Unas dan delegasi perguruan tinggi lainnya. Prof Nangkula berharap kolaborasi yang pertama kalinya antara Unas dan UCSI ini bukan hanya menjadi tempat bertemunya mahasiswa, tetapi juga menjadi ruang berkembangnya ilmu pengetahuan dan peradaban.
"Semoga ke depannya lahir lebih banyak riset, diskusi, dan program bersama, bukan hanya untuk mengangkat Unas, tetapi juga UCSI, agar keduanya bisa tumbuh bersama di tingkat Asia Tenggara dan dunia,” tutup Nangkula. (H-2)