REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Muryanto Amin menekankan pentingnya memperluas jaringan internasional, khususnya dalam bidang riset yang dilakukan para dosen dan guru besar sehingga akan memperkuat upaya
"Kolaborasi global terbukti meningkatkan kualitas dan pengaruh riset kita. Oleh sebab itu, perlu strategi yang tepat untuk memperluas jejaring internasional melalui riset bersama, coauthorship, dan pertukaran akademik," katanya di Medan, Jumat, terkait dikukuhkannya lima guru besar USU.
Kelima guru besar tersebut yakni Prof Dardanila (Fakultas Ilmu Budaya), Prof Mustafa Mahmud Amin (Fakultas Kedokteran), Prof Nursukma Suri (Fakultas Ilmu Budaya), Prof Raras Sutatminingsih (Fakultas Psikologi), dan Prof Refli Hasan (Fakultas Kedokteran).
Ia mengatakan para guru besar juga harus memastikan bahwa riset yang dihasilkan selaras dengan kebutuhan masa depan, baik di dunia akademik maupun industri.
"Harus disadari bahwa perubahan zaman membawa tuntutan skill yang berbeda, dan inilah yang harus dipahami dan integrasikan dalam riset, pengajaran, dan pengabdian masyarakat serta pengembangan dosen dan mahasiswa," ujarnya.
Tugas tridarma yang dilakukan setiap guru besar tidaklah berdiri sendiri satu sama lain, melainkan harus terintegrasi. Relasi kebutuhan tridarma yang dihasilkan harus relevan dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan industri.
Hasil riset sangat berguna untuk memperbaharui materi dan teknik pembelajaran, mata kuliah, kurikulum, dan model yang adaptif dari perkembangan teknologi pembelajaran.
Hasil riset juga penting bukan hanya untuk tugas pengabdian agar menjadi solusi dari masalah di masyarakat, tetapi juga penting untuk hilirasasi industri.
"Tridarma menjadi siklus harian yang tidak pernah berhenti, agar lulusan Universitas Sumatera Utara disegani oleh dunia industri," katanya.
Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan kepada semua akademisi harus menyesuaikan diri dengan pergeseran global.
Dunia telah bergerak dari era commercial and connected globalization yang menekankan reputasi, peringkat, mobilitas, dan arus mahasiswa ke era competitive globalization yang lebih teratur, profesional, dan terdigitalisasi.
"Oleh karena itu, guru besar harus siap dengan pendidikan yang profesional, riset yang terukur, dan manajemen talenta yang terstruktur," katanya.
sumber : Antara