TEMPO.CO, Sragen - Video penghapusan mural bergambar simbol mirip One Piece di Jalan Kampung Dukuh Ndayu, Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen viral di media sosial. Dalam video berdurasi 45 detik itu, mural bergambar lambang bajak laut anime Shirohige itu tampak dihapus beberapa orang dengan didampingi aparat keamanan.
Bupati Sragen Sigit Pamungkas meminta agar penjelasan soal penghapusan mural itu ditanyakan ke Satuan Polisi Pamong Praja. "Tanya ke Satpol PP," kata dia saat ditemui wartawan di sela-sela peluncuran Cek Kesehatan Gratis PKG Sekolah di Kabupaten Sragen di SDN 3 Kabupaten Sragen, Senin, 4 Agustus 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun terlepas dari itu, Sigit berpendapat warga yang membuat mural anime One Piece tersebut tetap bagian dari RI. Aksi mural itu menurutnya adalah bagian dari ekspresi untuk memberikan masukan kepada pemerintah dengan cara mereka dengan tujuan agar pemerintah berjalan lebih baik di semua level. "Mereka tetap bagian dari Republik, orang-orang yang cinta pada Republik tetap Merah Putih,” ucap dia.
Meski begitu, Sigit mengatakan untuk mengekspresikan diri memang semestinya dilakukan di tempat-tempat tidak mengganggu ketertiban. "Kan ada area itu bukan tempatnya misalkan jalan raya bisa berakibat kecelakaan karena melihat fokus pada itu (mural One Piece),” katanya.
Dia menegaskan pihaknya percaya mereka orang-orang yang berjiwa merah putih.
Adapun Kepala Kesbangpol Sragen, Sutrisna menyampaikan ada jalinan komunikasi yang baik antara TNI dan Polri terkait masalah itu. “Pemerintah pada momen seperti itu untuk menjaga agar tidak terjadi sensitif. Pendekatan persuasif jangan sampai nanti dipelintir masyarakat, disitu dikira orang sana One Piece jadi rancu di masyarakat,” kata Sutrisna.
Pernyataan TNI
Komandan Distrik Militer Sragen Letnal Kolonel Inf Ricky Wuwung menanggapi kabar aparat mengawasi penghapusan mural anime One Piece di wilayahnya. Sebelumnya warga menggambar karakter kartun itu di jalan jelang perayaan ulang kemerdekaan Indonesia.
Dia menampik TNI bertindak yang bertentangan dengan prinsip kebebasan demokrasi. "Kami hanya ingin menjaga agar tidak ada upaya pihak tertentu yang ingin memecah belah persatuan bangsa dalam rangka menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan RI," ujarnya pada Senin, 4 Agustus 2025.
Keberadaan anggota Tentara Nasional Indonesia dalam penghapusan mural tersebut, kata dia, untuk menyampaika imbauan. "Selanjutnya masyarakat menyambut positif dan tidak ada permasalahan," tutur Ricky.
Menurutnya, penghapusan mural itu atas keputusan bersama antara aparat keamanan, pemerintah desa, dan warga. "Menetapkan bahwa gambar tersebut perlu dihapus," kata dia.
Penjelasan Karang Taruna
Ketua Karang Taruna Ndayu, Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Supriyanto, 38, mengungkapkan alasan pembuatan mural simbol bajak laut mirip anime One Piece di ruas jalan kampung menjelang peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
Supriyanto mengungkapkan kronologi pembuatan mural tersebut berawal dari kegiatan kerja bakti warga menghias kampung menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI yang dilaksanakan pada Sabtu malam, 2 Agustus 2025.
"Kemarin kan malam Minggu ada dari RT kegiatan ngecat jalan dan pasang-pasang bendera menjelang 17-an. Terus dari anak-anak karang taruna ingin membuat mural, gambar di jalan. Saya bilang nggak apa-apa mural, yang penting jangan ada lambang dari negara kita, akhirnya gambar itu. Malam itu dapat dua gambar," kata Supriyanto saat dihubungi melalui ponselnya, Senin, 4 Agustus 2025.
Ia menjelaskan pemilihan gambar simbol bajak laut mirip One Piece karena memang banyak yang suka dan mengikuti film anime tersebut. "Kalau dibilang sedang tren (gambar One Piece) juga bisa, dibilang nggak ya juga nggak karena yang digambar sebenarnya bukan One Piece yang saat ini baru viral, tapi yang satunya. Ya masih ada dalam tokoh One Piece juga, karena banyak yang suka dan ngikuti film itu," tutur dia.