Surabaya (ANTARA) - Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri Dindin Wahyudin menyatakan pihaknya mempromosikan Kawasan Industri Halal (KIH) Sidoarjo untuk menarik investor agar cita-cita Indonesia menjadi pusat halal dunia segera tercapai.
“Kita ini kan mempromosikan seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk Halal di Sidoarjo, Kita juga punya yang di Cikande Banten dan Riau. Nah ini yang harus kita promosikan,” katanya dalam Halal Indonesia Go Regional: Dialog Perluasan Pasar Kawasan Industri Halal Indonesia di Surabaya, Selasa.
KIH Indonesia adalah area yang dirancang khusus untuk industri yang memproduksi produk halal sesuai syariat Islam didukung infrastruktur dan fasilitas untuk menjamin kehalalan produk dari hulu hingga hilir.
Pemerintah sedang menggencarkan pembangunan KIH termasuk pengembangan infrastruktur yakni membangun fasilitas seperti laboratorium halal dan pusat logistik halal.
Kemudian juga standardisasi yakni mengembangkan sistem jaminan produk halal (JPH) yang komprehensif untuk memastikan semua produk memenuhi standar halal.
Selanjutnya adalah kolaborasi yakni mengajak berbagai pihak untuk bekerja sama dalam penyusunan strategi nasional pengembangan industri halal.
Saat ini Indonesia sedang mengembangkan beberapa KIH seperti Modern Halal Valley di Cikande, Banten; Halal Industrial Park di Sidoarjo, Jawa Timur; dan Bintan Inti Halal Hub di Kepulauan Riau.
Dindin menuturkan upaya promosi KIH melalui langkah diplomasi bertujuan untuk menarik investasi baik foreign direct investment (FDI) atau penanaman modal asing langsung maupun outbound investment.
“(Outbound investment) dalam arti produk-produk kita diekspor ke luar negeri khususnya produk-produk halal,” ujarnya.
Sementara itu, ia mengatakan sejauh ini KIH Sidoarjo telah mendapat peluang investasi dari berbagai daerah seperti Korea, Malaysia, dan Jepang.
“Tentu kalau melalui (investasi) KEK itu melalui BKPM ya. Tapi ada badan khusus juga di Kementerian Perekonomian,“ kata Dindin.
Menurutnya, terdapat beberapa hal yang menjadi faktor investor tertarik terhadap KIH yakni seperti adanya fasilitas pajak mulai dari Tax Holiday, Tax Allowance, dan sebagainya.
“Tapi KEK itu kan intinya mengurangi pajak-pajak ya. Itu yang menjadi daya tarik dibanding langsung ke yang daerah tidak KEK,” katanya.
Baca juga: Kemlu masifkan diplomasi industri halal Indonesia di pasar global
Baca juga: BPJPH: Inovasi penting bagi UMKM untuk hadapi tantangan halal global
Baca juga: Kadin dorong penguatan rantai pasok industri halal pacu ekonomi RI
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.