Yangon (ANTARA) - Forum Keamanan dan Keselamatan Pariwisata Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-China digelar di Yangon pada Senin (25/8).
Forum itu diselenggarakan bersama oleh Pusat ASEAN-China (ASEAN-China Centre/ACC), Kementerian Perhotelan dan Pariwisata Myanmar serta Pusat Kerja Sama Penegakan Hukum dan Keamanan Terpadu Lancang-Mekong (Lancang-Mekong Integrated Law Enforcement and Security Cooperation Center/LMLECC).
Forum tersebut berfokus pada membangun instrumen pelindung yang solid, memajukan pengembangan dan kemakmuran pariwisata regional, serta menjajaki langkah-langkah praktis untuk mengatasi berbagai tantangan.
Berbicara dalam acara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) ACC Shi Zhongjun menyampaikan kendati industri pariwisata ASEAN telah mencatatkan sejumlah pemulihan pascapandemi, kekhawatiran perihal keselamatan, keamanan, misinformasi, dan dampak konflik yang berkepanjangan melemahkan kepercayaan masyarakat dan menghambat pengembangan pariwisata.
Shi mengajukan empat saran yang mencakup memperdalam kerja sama kebijakan dan keamanan regional, mengoordinasikan keamanan dan pembangunan yang berkelanjutan, meningkatkan pembangunan kapasitas pariwisata serta mempromosikan inovasi dan tata kelola digital.
Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn yang menyampaikan pidato via video menekankan bahwa negara-negara anggota ASEAN harus berbagi tanggung jawab dan menjalin kerja sama untuk meningkatkan keamanan, memperdalam kerja sama keamanan serta mempromosikan pariwisata guna memperkuat kepercayaan kultural dan pembangunan bersama.

Kao Kim Hourn menuturkan ASEAN dan China memiliki potensi yang besar untuk saling mengunjungi dan menjalin kerja sama dalam bidang pariwisata, sembari menekankan pentingnya secara tegas mendorong kerja sama keamanan pariwisata dengan China untuk menciptakan model pembangunan dan kemakmuran bersama.
Menteri Persatuan Myanmar untuk Perhotelan dan Pariwisata sekaligus Menteri Olahraga dan Kepemudaan Jeng Phang Naw Taung menekankan pentingnya membangun sistem keamanan destinasi wisata berstandar tinggi untuk mempromosikan pariwisata dan pembangunan ekonomi serta menegaskan kembali komitmen Myanmar untuk secara aktif memperdalam kerja sama China-Myanmar dan meningkatkan kemampuan keamanan pariwisata secara kontinu.
Wakil Sekjen LMLECC Ly Davuth menyampaikan LMLECC akan berpatokan pada sejumlah kerangka kerja sama, termasuk Deklarasi Nay Pyi Taw untuk melindungi pengembangan pariwisata regional melalui kolaborasi multidimensi seperti pertukaran intelijen dan operasi gabungan.
Ly Davuth menyerukan kepada semua pihak agar memanfaatkan forum ini sebagai peluang untuk memperdalam kerja sama keamanan dan mendorong upaya bersama antara China dan ASEAN untuk membangun lingkungan pariwisata yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Para partisipan mengadakan diskusi dan pertukaran mendalam mengenai tantangan dan respons keamanan regional, koordinasi kebijakan, dan praktik negara. Forum itu juga mengadopsi Inisiatif Keamanan dan Keselamatan Pariwisata ASEAN-China untuk Pembangunan Regional yang Berkelanjutan (Initiative on ASEAN-China Tourism Security and Safety for Regional Sustainable Development).
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.