
Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan berkoordinasi dengan TNI dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) untuk menindaklanjuti kasus penembakan Paulus Taek Oki di perbatasan Indonesia-Timor Leste.
"Kami akan terus melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, termasuk BNPP, Kemlu dan TNI, serta beberapa pihak lainnya guna memastikan korban mendapatkan penanganan medis," kata Kepala Biro (Karo) Infohan Setjen Kemhan Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang dalam keterangan persnya di Jakarta, hari ini.
Frega mengatakan pihaknya sangat menyelesaikan peristiwa penembakan tersebut. Kini Kemhan tengah berupaya menempuh jalan diplomasi guna menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Kami akan menindak lanjuti terkait penjagaan keamanan wilayah, dan penyelesaian persoalan melalui jalur diplomatik resmi," jelas Frega.
Sebelumnya, Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Dansatgas Pamtas) RI-Timor Leste Letkol Arh Reindi Trisetyo Nugroho memastikan seorang WNI bernama Paulus Oki yang berasal dari Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, tertembak di perbatasan RI-Timor Leste, Senin (25/8).
"Insiden penembakan di wilayah Inbate, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara itu terjadi saat ada konflik antara WNI asal TTU dan WNA Timor Leste di atas lahan sengketa antara Indonesia-Timor Leste," kata Dansatgas Pamtas saat dihubungi dari Kupang, Senin.
Letkol Reindi mengatakan bahwa dari luka tembak pada bahu kanan korban, diketahui bahwa luka tersebut diakibatkan oleh tembakan peluru karet atau peluru tumpul.
Kemudian, dalam olah TKP yang dilakukan Polres TTU di lokasi kejadian, ditemukan delapan selongsong peluru dan 1 proyektil yang diduga berasal dari senjata unit patroli perbatasan Timor Leste atau "Unidade de Patrulhamento da Fronteira" (UPF).
Untuk diketahui lahan yang diperebutkan oleh WNI dari TTU dan warga Timor Leste merupakan lahan yang sudah lama disengketakan antara kedua negara.
Selain lahan di TTU, konflik lahan antara Indonesia dan Timor Leste juga terjadi di wilayah Naktuka, Kabupaten Kupang, yang sampai saat ini juga belum selesai.
Paulus Oki menjadi WNI kedua yang menjadi korban penembakan di sekitar perbatasan RI-RDTL usai seorang WNI berinisial AB ditemukan meninggal dengan luka tembak saat berburu hewan liar di hutan Timor Leste pada 16 Agustus lalu.(Ant/P-1)