Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial segera membentuk Gugus Tugas Pengendalian Operasional Sekolah Rakyat yang bertugas merespons berbagai permasalahan yang terjadi di Sekolah Rakyat secara cepat dan tepat.
"Gugus tugas ini akan segera dibentuk. Nomenklatur yang diusulkan adalah Gugus Tugas Pengendalian Operasional Sekolah Rakyat," kata Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono saat memimpin rapat pembentukan tim Gugus Tugas Pengendalian Operasional Sekolah Rakyat di Jakarta, Rabu.
Gugus Tugas Pengendalian Operasional Sekolah Rakyat ini akan fokus pada aspek pengawasan dan pengendalian jalannya program Sekolah Rakyat di 100 titik yang sudah beroperasi.
Gugus tugas ini memiliki empat tugas utama, yaitu mengendalikan pelaksanaan program Sekolah Rakyat, menyelesaikan hambatan teknis di lapangan, mengawasi aspek keuangan sarana prasarana, dan sumber daya manusia (SDM).
"Selama hampir satu bulan berjalan (Sekolah Rakyat), kita masih menemukan persoalan dalam proses pembelajaran. Keberhasilan kuantitatif harus kita tingkatkan menjadi keberhasilan kualitatif, dengan membangun sistem yang lebih baik di setiap Sekolah Rakyat," kata dia.
Baca juga: Wamensos: Sekolah Rakyat siap putuskan rantai kemiskinan
Kendala di lapangan yang teridentifikasi, di antaranya laporan Kepala Sekolah SRMP 10 Bogor tentang adanya permasalahan gap usia fisik dan mental anak, termasuk 10 anak yang belum bisa baca tulis sehingga perlu pendampingan khusus guru dan konsultasi dengan psikolog.
Kepala SRMA 9 Jakarta Timur menyampaikan kendala berupa sarana prasarana yang masih belum lengkap serta kebutuhan integrasi data melalui sistem Dapodik.
"Nantinya, gugus tugas ini akan mengawasi situasi darurat terkait pembelajaran maupun kesejahteraan tenaga pendidikan agar dapat segera diatasi," kata Agus Jabo.
Ia menambahkan perlu dibangun sistem yang menjamin keberlangsungan proses belajar mengajar dengan tiga pilar utama, yaitu sarana prasarana yang memadai, SDM yang berkualitas dan loyal, serta anggaran yang stabil.
Hal ini dimaksudkan untuk mengawal perjalanan Sekolah Rakyat rintisan sebelum masuk tahap sekolah permanen yang ruang lingkup lebih besar dan lebih kompleks.
Sejak dibuka pada 14 Juli 2025, sebanyak 100 sekolah rintisan telah berdiri dan akan bertambah menjadi total 165 sekolah pada September mendatang.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bangga dengan capaian ini sebagai bukti kemampuan jajaran bersinergi mengentaskan kemiskinan melalui jalur pendidikan.
Baca juga: Akademisi: Sekolah Rakyat pemutus kemiskinan dan pilar ketahanan RI
Baca juga: Menteri dorong Sekolah Rakyat ciptakan talenta Ekraf penopang ekonomi
Baca juga: Potret Sekolah Rakyat dan harapan merdeka dari kemiskinan di Lampung
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.