REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar mengatakan bahwa sudah saatnya Indonesia memberikan penghargaan tingkat dunia untuk individu maupun kelompok yang berjasa bagi perdamaian.
“Jadi, jangan hanya kita menerima award, kita juga harus memberikan pengakuan, penghargaan,” kata Nasaruddin ditemui di sela-sela acara penutupan 2025 Human Fraternity Fellowship di Kediaman Duta Besar Uni Emirat Arab (UAE) Jakarta, Jumat (15/8) malam.
Pernyataan tersebut disampaikan Menag untuk merespons penghargaan Zayed Award for Human Fraternity dari UAE yang telah menjangkau berbagai organisasi dan individu yang mendorong perdamaian dan kerukunan umat beragama sedunia.
Menurut Menag, banyaknya nominasi serta adanya penerima anugerah Zayed Award dari Indonesia, yaitu organisasi Islam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, menunjukkan tingginya kualitas sumber daya manusia Indonesia.
"Hal itu sepatutnya mendorong Indonesia untuk 'membalas' dengan menganugerahkan penghargaan sejenis ke tingkat internasional," ujar dia.
Terlebih, kata dia, posisi sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar sedunia merupakan nilai tambah bagi Indonesia untuk memiliki penghargaan bergengsi semacam itu.
Ia pun memastikan rencana Kementerian Agama untuk menganugerahkan penghargaan kepada pihak-pihak yang berprestasi dan berjasa bagi perdamaian dunia. “Ke depan, kita juga akan memberikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi, kita harus go international,” kata Nasaruddin.
Senada dengan Menag, Wakil Presiden Ke-13 RI Ma’ruf Amin juga mengungkapkan persetujuannya supaya Indonesia memiliki penghargaan bagi pelaku perdamaian dunia.
“Orang berbuat baik kalau diberi penghargaan tentu semakin terdorong untuk berbuat lebih banyak lagi. Saya yakin banyak orang yang akan melakukan hal-hal baik,” kata Ma’ruf ditemui di agenda yang sama.
Zayed Award for Human Fraternity digelar untuk mengapresiasi individu dan entitas yang berkontribusi besar terhadap kemajuan peradaban manusia dan hidup berdampingan secara damai.
Penghargaan itu digagas pada 2019 untuk menandai penandatanganan "Piagam Persaudaraan Kemanusiaan" yang bersejarah oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Ahmed Al-Tayeb di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Pemenang Zayed Award akan mendapatkan hadiah senilai 1 juta dolar AS.
Organisasi Islam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama menjadi penerima bersama penghargaan tersebut pada 2024. Sementara, Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri sempat diamanahi menjadi anggota dewan juri Zayed Award edisi 2024.
sumber : Antara