REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan periklanan dan hubungan masyarakat internasional Jepang, Dentsu, menyampaikan konsumen Indonesia menahan diri dan melakukan penyesuaian prioritas di tengah kekhawatiran ekonomi yang masih membayangi kawasan Asia Pasifik. Berdasarkan hasil survei Dentsu APAC Consumer Mindset, 62 persen konsumen Indonesia menyebut kondisi ekonomi nasional masih penuh ketidakpastian, menempatkan Indonesia di antara negara dengan tingkat optimisme terendah di kawasan, setelah Thailand dan Australia.
Dentsu menyebut sektor wellness, value, dan ketahanan menjadi fondasi utama dalam pola pikir konsumen hari ini. Seiring tekanan ekonomi, konsumen di kawasan Asia Pasifik mulai mengurangi pengeluaran yang sifatnya tidak mendesak, sambil lebih selektif dan cermat dalam mencari kebutuhan dengan harga terjangkau.
Menurut laporan ini, kategori non-esensial seperti barang mewah dan makan di luar rumah mengalami penurunan belanja paling tajam. Sementara itu, belanja untuk kebutuhan bulanan dan kesehatan masih tergolong stabil, meski kini mulai merasakan tekanan yang menunjukkan adanya pergeseran yang lebih luas dalam prioritas konsumen dan daya beli mereka.
"Studi ini juga menunjukkan generasi muda Indonesia, khususnya Gen Z menghadapi tekanan finansial yang meningkat, dengan 40 persen mengaku hanya mampu memenuhi sebagian dari kebutuhan bulanan mereka," tulis laporan Dentsu yang dikutip Republika di Jakarta, Ahad (3/8/2025).
Meski begitu, lebih dari separuh Gen Z Indonesia yakin kondisi keuangan pribadi mereka akan tetap stabil atau membaik dalam waktu dekat.
Sebanyak 45 persen konsumen Indonesia masih menilai kondisi keuangan pribadi mereka dalam keadaan baik atau sangat baik dan menandakan banyak konsumen memilih untuk menyesuaikan kebiasaan belanja mereka, bukan berhenti sepenuhnya.
"Perbedaan antar generasi pun mulai terlihat jelas. Sementara generasi Milenial relatif lebih stabil secara finansial, Gen Z mulai mengatur ulang prioritas mereka berfokus pada kesehatan diri, kebutuhan sehari-hari, serta keputusan pembelian yang cerdas dan bernilai, guna menjaga gaya hidup sekaligus ketenangan pikiran," sambung studi tersebut.
Bagi jenama dan pemasar, peluang terletak pada bagaimana menciptakan pengalaman yang selaras dengan nilai konsumen dan relevan secara emosional serta membuat konsumen merasa didukung, bukan sekadar dijadikan target penjualan.
Dentsu menekankan pemasar menekankan aspek nilai dan penghematan tanpa mengorbankan kualitas untuk menjaga loyalitas merek; menggunakanunakan pendekatan branding yang emosional untuk merespons kecemasan finansial konsumen; menyasar segmen yang mengalami tekanan finansial dengan kampanye yang lebih relevan dan solutif. Saat konsumen Indonesia menghadapi tantangan ekonomi, ceritanya bukan lagi sekadar tentang pembatasan pengeluaran, melainkan penyesuaian.
"Jenama yang mampu hadir dengan empati, relevansi, dan fleksibilitas akan memenangkan kepercayaan yang lebih dalam dan loyalitas jangka panjang."
Laporan ini merupakan bagian dari seri Dentsu Consumer Navigator. Survei dilakukan pada 7–17 Mei 2025 di Australia, Cina, Indonesia, dan Thailand, dengan melibatkan 700 responden berusia 18 tahun ke atas di masing-masing negara.