REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi mengatakan, akan berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk membahas persoalan terkait pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jateng. Hal itu menyusul terjadinya kasus dugaan keracunan MBG di SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong, Kabupaten Sragen.
"Kita akan melakukan lapor dan koordinasi dengan MBG pusat untuk melakukan rapat bersama dalam rangka menyelaraskan program, terutama adanya beberapa kejadian di wilayah kita," kata Luthfi saat diwawancara di Universitas Diponegoro dan diminta tanggapannya soal kasus dugaan keracunan MBG di Sragen, Rabu (13/8/2025).
Dia mengungkapkan, saat ini pelaksanaan MBG di SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong ditangguhkan sementara. "Kita berhentikan dulu MBG-nya. Kedua, kita sudah buka posko terkait dengan kesehatan 24 jam. Sampai hari ini tidak ada (korban dugaan keracunan) yang dirawat inap," ujar Luthfi.
Diwawancara seusai mendampingi Luthfi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yunita Dyah Suminar, mengatakan, kasus dugaan keracunan MBG di SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong sudah menjadi perhatian Pemkab Sragen dan Pemprov Jateng. "Bupati dan Dinas Kesehatan sudah turun, Pak Gubernur juga sudah memantau, (MBG) berhenti dulu dua hari untuk evaluasi," ucap Yunita.
Penyetopan program MBG di kedua sekolah terkait dimulai hari ini. Yunita mengungkapkan, keputusan apakah pemberhentian itu akan diperpanjang atau dimulai kembali menjadi wewenang BGN.
Menurut Yunita, mereka yang diduga mengalami keracunan tidak sampai menjalani rawat inap. "Ada 196 anak yang rawat jalan, tidak ada yang rawat inap. Jadi gangguan pencernaan ringan sebetulnya, tapi memang belum diketahui penyebabnya," katanya.
Dia menerangkan, saat ini sampel MBG dari SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong sedang diuji di laboratorium. Dinas kesehatan juga sudah mendirikan posko layanan kesehatan 24 jam di kedua sekolah tersebut.
Yunita mengatakan, BGN akan mengevaluasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang memasok makanan untuk SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong. Sebab dia menilai, kontaminasi makanan dapat turut disebabkan ketidakhigienisan peralatan makan dan dapurnya. "Karena semua dapat menyebabkan gangguan. SPPG dievaluasi oleh BGN, sementara kalau dari kita dari sisi kebersihannya, kelayakannya," ucapnya.
Kasus keracunan di SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong terjadi pada Senin (11/8/2025). MBG di kedua sekolah tersebut didistribusikan SPPG Mitra Mandiri Gemolong. Awalnya, jumlah yang diduga mengalami keracunan sebanyak 196 orang. Kemudian pada hari berikutnya bertambah menjadi 251 orang.
Kasus dugaan keracunan MBG di Jateng tidak hanya sekali terjadi. Pada 14 April 2025 lalu, insiden serupa terjadi di Kabupaten Batang. Kala itu, sebanyak 60 siswa dari beberapa sekolah mengalami gejala keracunan.
Mereka tersebar di beberapa sekolah. Rinciannya yakni TK Salimah (2 siswa), SDN Proyonanggan 5 (19 siswa), TK Al Karomah (3 siswa), TK Aisyiah (2 siswa), SMPN 1 Batang (10 siswa), SDN kauman 1 (9 siswa), SDN Kauman 6 (13 siswa), dan SDN Kauman 3 (2 siswa).