Langkah ini ditempuh melalui agenda seminar bisnis Step-by-Step Guide to Starting a Business in Dubai di The Langham Hotel, Jakarta, Selasa (12/8) antara Kadin Indonesia bersama Kedutaan Besar Uni Emirat Arab (UEA) dan Dubai Multi Commodities Centre (DMCC).
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pengembangan Ekspor Kadin Indonesia, Juan Permata Adoe, menjelaskan Dubai memiliki posisi strategis sebagai gerbang perdagangan dunia.
“Selama ini kita masih konvensional, mayoritas ke China, India, Pakistan, Jepang, dan sebagian ke Amerika Serikat. Kita perlu terobosan baru. Dubai bisa jadi pintu masuk ke pasar Eropa, negara-negara lain, bahkan Afrika,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Juan menyebut peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan di Dubai sangat beragam, mulai dari teknologi digital, industri otomotif, distribusi komoditas internasional, hingga transit hub bagi produk Afrika yang masuk ke Indonesia.
Dia juga menekankan potensi pendanaan di Dubai yang dinilai ramah terhadap berbagai jenis usaha, baik perusahaan publik maupun startup.
“Mereka lihat prospeknya bagus. Startup kita punya kontribusi cukup banyak, dan hubungan bisnis dengan Dubai harus terus dijaga,” tambahnya.
Kadin juga menyoroti pentingnya kerja sama di bidang kecerdasan buatan (AI), kendaraan listrik (EV), stasiun pengisian daya, hingga ekosistem baterai.
“AI itu buat Indonesia penting, kita bisa belajar langsung dari Dubai tanpa harus jauh-jauh. Di sektor otomotif, EV charging di sana berkembang pesat. Kita bisa kolaborasi, seperti yang dilakukan Astra di industri EV. Vietnam bisa sukses, kenapa kita tidak,” kata Juan.
Executive Chairman sekaligus CEO DMCC, Ahmed Bin Sulayem, memandang Jakarta dan Dubai memiliki kesamaan peran strategis di kancah perdagangan internasional.
Ahmed menilai, Dubai yang terletak di persimpangan Eropa, Asia, dan Afrika menjadi penghubung penting bagi arus barang dunia, sementara Jakarta, sebagai pusat komersial negara berpenduduk terbesar keempat, memegang peranan vital dalam rantai pasok Asia Tenggara.
“Dubai berada di persimpangan Eropa, Asia, dan Afrika, sementara Jakarta sebagai pusat komersial negara dengan populasi terbesar keempat di dunia berperan penting dalam rantai pasok Asia Tenggara. Indonesia sendiri adalah kekuatan besar dalam perdagangan komoditas,” ujarnya di kesempatan yang sama.
Duta Besar UEA untuk RI dan ASEAN, Abdulla Salem AlDhaheri, menambahkan seminar ini bisa menjadi pintu gerbang untuk menjelajahi peluang di Dubai.
“Saya berharap ini memicu minat untuk menggali lebih dalam (terkait bisnis di Dubai). Saya mendorong untuk mempertimbangkan mendirikan, menjalankan, dan mengembangkan bisnis di Dubai, apalagi dengan dukungan DMCC,” ucap dia.
DMCC sendiri adalah zona perdagangan bebas yang didirikan pemerintah Dubai pada 2002, dengan fokus pada komoditas seperti emas, berlian, logam mulia, teh, dan biji-bijian. Zona ini kini menjadi salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat di Uni Emirat Arab.