Asap knalpot bercampur bau rokok dari warung kecil di tepi Jalan Lenteng Agung Raya, Jakarta Selatan, menjadi latar obrolan warga pagi itu, Selasa (5/8).
Di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menghubungkan dua sisi jalan, Wayong (46) tampak sedang mencuci motornya.
Tepat di sebelahnya, pagar besi setinggi dada membatasi sebidang lahan luas. Lahan yang belakangan santer disebut bakal menjadi lokasi relokasi Pasar Hewan Barito dari kawasan Kebayoran Baru.
Saksi Perubahan Lahan Lenteng Agung
Wayong, yang sudah lebih dari satu dekade mangkal di area itu, mengaku tak banyak tahu soal rencana pasar hewan tersebut.
“Kalau masalah pasar hewan kita nggak tahu, bukan wewenangnya,” ujar Wayong sambil menyiram motornya dengan air dari ember yang ia ambil pakai gelas plastik.
Namun, ia mengaku pernah mendengar kabar yang beredar.
“Ya kalau dengar-dengar sih itu, ya itu mau dibikin Satpol sama pemadam,” tambahnya.
Menurutnya, pejabat Pemerintah Kota Jakarta Selatan pernah datang ke lokasi. Meski tak ingat pasti waktunya, ia menyebut kunjungan itu terjadi sekitar satu sampai dua pekan lalu.
“Kemari, datang, waktu ada Wali Kota segala. Ya sekitar dua minggu yang lalu. Apa seminggu, saya juga lupa,” tuturnya.
Wayong berpendapat, perbedaan kondisi ekonomi antara lokasi lama di Barito dan Lenteng Agung bisa memengaruhi daya jual.
“Kalau laku, karena beda ekonominya. Ekonomi di sana sama di sini. Karena di sana kan, permukiman orang yang mampu lah kebanyakan. Dibandingin di sini, di sini menengah ke bawah. Ya ada sebagian yang mampu,” ucap Wayong.
Ia kemudian menceritakan sejarah lahan itu. Sebelumnya, kata Wayong, lahan itu pernah dijadikan sebagai showroom.
“Dari masih belum dibangun juga saya udah di sini. Dari belum jadi tanah Pemda juga saya udah ada. (Tadinya) tanah pribadi. Orang ini pernah jadi showroom,” jelasnya sambil menunjuk sebuah bangunan terbengkalai.