
BADAN Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Jatim menyatakan ancaman kekeringan di Jawa Timur mengalami penurunan. Hingga kini masih ditemukan beberapa daerah yang mendapat curah hujan. Data BPBD Jatim menyebutkan, dibandingkan tahun lalu ada penurunan desa yang terancam kekeringan. Tahun lalu ada 819 desa kekeringan, dan di tahun 2025 ini diprediksi 815 desa di 26 kabupaten kota.
“Karena kita tahu hari ini juga masih ada beberapa wilayah yang mengalami hujan, sehingga ketersediaan air sangat cukup di daerah tersebut,” kata Kepala BPBD jatim Gatot Subroto di Surabaya, Selasa (5/8).
Meskipun jumlah berkurang, BPBD Jatim tetap menyiapkan antisipasi dengan sejumlah penanganan seperti menyiapkan suplai air bersih terhadap daerah yang kini masih mendapatkan curah hujan. Sementara dari Madiun dilaporkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun melakukan pemetaan dan mitigasi potensi bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah setempat.
“Kami mulai menurunkan tim ke lapangan. Fokusnya adalah pemantauan ke desa-desa yang berisiko kekurangan air bersih dan daerah dengan potensi karhutla,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis.
Berdasarkan evaluasi musim kemarau tahun sebelumnya, Desa Sirapan dan Desa Bodag menjadi wilayah prioritas pemantauan. Kedua desa tersebut mengandalkan pasokan sumber air tanah dan air dari sungai yang kini mulai dipantau debit airnya secara berkala.
“Hingga saat ini belum ada laporan penurunan debit air sungai yang signifikan. Tapi pemantauan terus kami lakukan, terutama dari agen-agen wilayah,” ucap Boby.(M-2)