Jika tak Bisa Mengamalkan Agama, Apakah Harus Hijrah dari Suatu Negara?

1 month ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Perjalanan hijrah Nabi Muhammad bersama Abu Bakar dari Makkah ke Madinah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hijrah seorang muslim dari negara mayoritas non Muslim menuju negara Islam merupakan bagian dari hijrah secara fisik yang diklasifikasikan para ulama.  Maksud dari negara mayoritas non Muslim adalah negeri yang tidak bisa dijalankan ajaran Islam secara terang-terangan di dalamnya.

"Atau negeri yang menampakkan permusuhannya (dar al-harb) terhadap umat Islam hingga berpotensi untuk terjadinya peperangan dengan umat Islam," kata Isnan Ansory,  Lc., M.Ag melalui bukunya "Hijrah Dalam Perspektif Fiqih Islam."

Isnan mengatakan, para ulama umumnya sepakat bahwa hijrah jenis ini masih terus berlangsung hingga hari kiamat. Dan bahkan umumnya para ulama sepakat bahwa hukumnya adalah wajib.

Hal ini didasarkan kepada hadits berikut:  "Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata: Rasulullah telah mengirim kami dalam sebuah kesatuan militer menuju Khats'am, kemudian orang-orang di antara mereka berlindung dengan bersujud, kemudian cepat terjadi pembunuhan di antara mereka. Lalu hal tersebut sampai kepada Nabi dan beliau memerintahkan agar mereka diberi  setengah diyah. Dan  beliau  berkata: "Aku  berlepas  diri  dari  setiap  muslim  yang bermukim di antara orang-orang  musyrik." Mereka bertanya;  kenapa  wahai Rasulullah? Beliau berkata: kedua  api peperangan mereka saling melihat.  (HR.  Abu  Dawud  dan  Tirmizi).

Namun dikecualikan dari kewajiban  hijrah ini untuk dua pihak, yaitu orang  yang tidak mampu melakukan hijrah dan orang yang mampu melakukan hijrah,  namun ia dapat menjaga agamanya  serta orang-orang kafir tidak bisa  menyakitinya atau menghalangi dirinya  untuk menjalankan ajaran Islam.

Pengecualian bagi orang yang tidak mampu, didasarkan kepada surat An-Nisa ayat 97-99 yang artinya.

"Sesungguhnya orang-orang yang  diwafatkan malaikat dalam keadaan  menganiaya diri sendiri, (kepada  mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang  yang tertindas di negeri (Makkah)". Para  malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah  itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah  di bumi itu?". Orang-orang itu  tempatnya neraka jahannam, dan Jahannam itu  seburuk-buruk tempat kembali. (97)  kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak  yang tidak mampu berdaya mereka upaya dan tidak mengetahui jalan  (untuk hijrah). (98) itu, mudah-mudahan  Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha  Pemaaf lagi Maha Pengampun.  (99).

Sedangkan pengecualian untuk orang  yang dapat menjaga agamanya  didasarkan kepada izin Nabi SAW  kepada pamannya al‘Abbas bin Abdul  Muthollib dan sebagian shahabatnya  seperti Umair bin Wahab, untuk tetap tinggal di Mekkah pada fase hijrahnya  para  shahabat ke Madinah.

Imam asy-Syafi’i (w.  204  H) berkata  dalam kitabnya, al-Umm: Sunnah Rasulullah saw menjelaskan bahwa hijrah diwajibkan atas orang yang mampu dan berpotensi untuk tidak selamat dari fitnah atas agamannya di negri yang ia tinggali. (Adapun bagi yang dapat menjaga agamannya, maka tidaklah wajib) Sebab Rasululah mengizinkan kepada sebagian shahabatnya untuk tetap tinggal di Mekkah setelah mereka masuk Islam seperti al-‘Abbas bin Abdul Muthollib dan selainnya

sumber : Dok Republika

Read Entire Article