Dokter sekaligus influencer dr Tirta Mandira Hudhi saat ditemui usai peluncuran BLEE di kawasan Semanggi, Selasa (5/8/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang kerap memilih tidak mencuci celana jeans selama berbulan-bulan demi membentuk efek pudar alami atau fading denim. Namun, kebiasaan ini ternyata menyimpan risiko kesehatan terutama bagi pemilik kulit sensitif.
Dokter sekaligus influencer, dr Tirta Mandira Hudhi, memperingatkan pemakaian jeans kotor dalam jangka panjang dapat memicu gangguan kulit. la menyebut, kondisi seperti dermatitis atopik dan dermatitis kontak alergi berpotensi muncul akibat akumulasi bakteri, keringat, dan gesekan kain denim yang tidak steril.
"Kalau kulitnya sensitif dan pakai jeans kotor ya bisa berisiko mengalami dermatitis atopik atau dermatitis kontak alergi," kata dr Tirta saat diwawancara usai acara peluncuran BLEE di kawasan Semanggi, Selasa (5/8/2025).
Menurutnya, kebiasaan jarang mencuci jeans sebenarnya tidak masalah selama pengguna memahami cara mensterilkannya. Salah satu cara paling praktis adalah dengan menyemprotkan alkohol ke bagian dalam jeans, lalu menjemurnya di bawah sinar matahari.
"Cukup balik bagian dalam celana, semprot alkohol secara merata, lalu jemur. Ini bisa membunuh kuman yang menempel tanpa merusak tampilan jeans," ujar dia.
Dokter Tirta pribadi mengaku kerap menerapkan praktik serupa dalam kesehariannya. la mengatakan tidak sering mencuci jeans, bahkan baru mencucinya setelah empat hingga tujuh bulan pemakaian.
Namun selama itu, la tetap menjaga kebersihan jeans dengan cara rutin menyemprotkan alkohol dan menjemurnya. Selain itu, ia juga memastikan untuk mengganti celana dalam setiap hari.
"Cara saya ya gitu, semprot alkohol tapi kondisi jeans dibalik. Itu udah cukup untuk menghilangkan bakteri. Dan yang penting itu ganti celana dalam setiap hari," ujar dia.
Meskipun metode ini bisa menjadi alternatif, dr Tirta tetap mengingatkan pemilik kulit sensitif sebaiknya lebih waspada. Jika muncul gejala seperti gatal, ruam, atau kulit memerah, bisa segera konsultasikan ke dokter.