Pintu utama Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Justin Adrian mempersilakan pihak swasta mengelola Jakarta International Stadium (JIS). Mengingat, kata dia, selama ini biaya operasional stadion di kawasan Jakarta Utara itu selama ini membebani kinerja PT Jakarta Propertindo (Jakpro), selaku BUMD Jakarta.
Justin menyebutkan, beban operasional dan depresiasi JIS mencapai sekitar Rp 200 miliar per tahun. Hal itu berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan Jakpro, yang sejak 2020 terus mencatatkan laba negatif di angka ratusan miliar rupiah. "Terakhir di 2024, Jakpro rugi Rp 518 miliar," katanya dikutip Republika di Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Wakil Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta tersebut mengaku, sangat terbuka apabila ada pengelola yang lebih kompeten dan mampu mengoptimalkan potensi JIS, baik dari sektor olahraga maupun komersial seperti konser dan ekshibisi. Asalkan, pengelolaannya tetap mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas, serta memberikan manfaat ekonomi bagi Jakarta dan memiliki sumbangsih kepada APBD.
"Karena sampai hari ini yang bayar pembangunan JIS itu keringat masyarakat Jakarta. Kalau mau dikelola oleh swasta untuk keuntungan dan berbentuk komersil maka harus urunan juga menggantikan pajaknya masyarakat," ujar Justin. Adapun JIS dibangun pada era Gubernur Anies Rasyid Baswedan yang menelan anggaran Rp 3,6 triliun.