Israel mengisyaratkan akan menarik pasukannya dari Lebanon selatan jika Angkatan Bersenjata Lebanon mengambil tindakan untuk melucuti senjata kelompok militan Hizbullah.
Hal ini disampaikan melalui pernyataan resmi pemerintah setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Utusan Khusus AS Tom Barrack. Barrack terlibat aktif dalam rencana pelucutan senjata Hizbullah dan penarikan pasukan Israel dari Lebanon.
"Jika Angkatan Bersenjata Lebanon mengambil langkah yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan pelucutan senjata Hizbullah, Israel akan terlibat dalam langkah-langkah timbal balik termasuk pengurangan militer Israel secara bertahap," kata kantor Netanyahu dalam keterangannya, dikutip dari Reuters, Selasa (26/8).
Meski demikian, pemerintah Israel tidak secara eksplisit mengatakan bahwa pasukannya akan sepenuhnya mundur dari lima posisi yang mereka pegang di Lebanon.
Hizbullah adalah kelompok politik sekaligus milisi yang berbasis di Lebanon, didirikan pada awal 1980-an dengan dukungan Iran sebagai respons terhadap invasi Israel ke Lebanon tahun 1982.
Hizbullah memiliki kekuatan militer non-negara yang kuat dan terorganisir. Mereka kerap meluncurkan roket ke Israel, antara lain sebagai bentuk solidaritas pada masyarakat Palestina.
Militer Israel mempertahankan kehadirannya di Lebanon selatan dekat perbatasan sejak menyetujui gencatan senjata yang didukung AS dengan Hizbullah pada November 2024 lalu.
Israel akan menarik pasukannya dalam dua bulan dan pasukan Lebanon akan mengambil kendali wilayah selatan, wilayah yang sejak lama menjadi basis Hizbullah.
Kabinet Lebanon Desak Hizbullah Lucuti Senjata
Kabinet Lebanon pimpinan Perdana Menteri Nawaf Salam pada bulan ini memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk menyusun rencana guna mendesak Hizbullah melucuti senjata. Namun, rencana pemerintah Lebanon ini ditentang oleh Hizbullah.
Meski ditentang Hizbullah, rencana ini disambut positif oleh Israel. Menurut Israel, langkah yang diambil Lebanon ini merupakan keputusan penting.
"Israel siap mendukung Lebanon dalam usahanya untuk melucuti Hizbullah," kata pemerintah Zionis tanpa merinci dukungan apa yang akan diberikan.
Sementara Barrack yang juga merupakan Duta Besar AS untuk Turki mengatakan, Israel harus mengikuti rencana pelucutan senjata Hizbullah, yang berarti penarikan pasukan Israel dari Lebanon.
Militer Israel terus melakukan serangan udara secara berkala di Lebanon. Mereka mengeklaim serangan itu menargetkan militan Hizbullah dan fasilitas yang digunakan Hizbullah untuk menyimpan senjata.
Adapun faksi-faksi Palestina yang bermarkas di kamp-kamp pengungsi Palestina di Lebanon telah menyerahkan sejumlah senjata ke angkatan bersenjata pekan lalu sebagai bagian dari rencana pelucutan senjata.