Di hari kedua, ia mencoba menyelipkan obat ke dalam pisang, buah favorit anaknya. Sayangnya, masih belum berhasil.
“Percobaan terakhir nanti aku coba digerus dan seduh pake sedikit air. Kalau masih gagal apa beli yang cair aja ya?” tulisnya di keterangan video.
Namun, ia juga menyebut sempat membaca bahwa manfaat obat cacing dari puskesmas bisa berbeda dengan obat cacing cair yang dijual di apotek. Sehingga ia khawatir beda jenis obat cacing, beda juga manfaatnya.
Moms, menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp. A, tidak ada perbedaan manfaat yang signifikan dari berbagai bentuk obat cacing.
“Tak ada perbedaan besar dari segi manfaat, baik yang bentuknya sirup, cair, tablet kunyah, maupun serbuk yang diberikan dari puskesmas. Kandungan zat aktifnya sama. Misalnya albendazole atau mebendazole, semuanya efektif untuk membasmi cacing di saluran cerna anak,” tutur dr. Aisya saat dihubungi kumparanMOM, Senin (25/8).
Menurutnya, perbedaan utama dari berbagai bentuk obat cacing lebih terletak pada kemudahan pemberian.
Biasanya lebih cocok untuk anak usia balita karena lebih mudah ditelan.
-Tablet kunyah atau serbuk
Bisa untuk anak yang lebih besar yang sudah mampu mengunyah atau menelan dengan baik.
Bagaimana dengan Obat Cacing dari Puskesmas?
Banyak orang tua yang merasa ragu dengan kualitas obat cacing yang diberikan secara gratis oleh puskesmas. Padahal, dr. Aisya menegaskan bahwa obat-obatan tersebut sudah melalui uji keamanan dan efektivitas, sehingga kualitasnya tidak kalah dengan produk bermerk yang dijual di apotek.
Selain itu, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah:
-Pilih bentuk obat yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak dalam mengonsumsi obat.
-Pastikan dosisnya tepat, disesuaikan dengan usia atau berat badan anak.
-Berikan secara rutin setiap enam bulan sebagai langkah pencegahan.
“Jadi orang tua tidak perlu bingung memilih merek, yang utama adalah anak minum sesuai jadwal dan tuntas,” ujar dr. Aisya.