Israel meluncurkan serangan dekat Damaskus, Suriah. Serangan itu dilaporkan menewaskan 3 orang prajurit Suriah meski pemantau perang eksternal menyebut jumlah korban lebih tinggi.
"Drone Israel menargetkan satu bangunan militer divisi ke-44 Suriah di Kiswah, barat Damaskus, menewaskan tiga anggota di divisi itu," kata pejabat Kementerian Pertahanan yang tidak disebutkan identitasnya, dikutip dari AFP, Rabu (27/8).
Observatorium Suriah untuk HAM yang berbasis di Inggris kemudian mengungkap jumlah korban tewas mencapai 6 orang. Seluruh korban tewas merupakan anggota divisi ke-44 militer Suriah.
Pada Selasa (26/8), kantor berita SANA melaporkan bahwa seorang pemuda tewas dalam serangan Israel di rumahnya di desa Taranja. Desa itu berada di kawasan Dataran Tinggi Golan.
Suriah juga mengecam penyerbuan Israel ke sebuah kota di pedesaan Quneitra. Dalam penyerbuan itu, pasukan Israel dilaporkan menangkap warga sipil dan menyatakan akan melanjutkan kehadiran mereka di puncak Gunung Hermon dan zona penyangganya.
"Praktik-praktik agresif ini merupakan pelanggaran berat terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan resolusi Dewan Keamanan yang relevan serta merupakan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut," kata Kementerian Luar Negeri Suriah.
Sejak Bashar al-Assad digulingkan pada Desember 2024, Israel telah menduduki sebagian besar zona demiliterisasi yang dipatroli PBB di sisi garis gencatan senjata yang sebelumnya dikuasai Suriah, termasuk di puncak Gunung Hermon.
Minggu lalu, Menlu Suriah Asaad al-Shaibani bertemu dengan Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer di Paris untuk mendorong kembalinya pengaturan yang telah berlaku sejak perjanjian pelepasan tahun 1974.
Arab Saudi Mengecam Israel
Serangan Israel ke Suriah juga memicu kemarahan Arab Saudi. Negara kerajaan yang mendukung penuh pemerintahan Suriah ini mengatakan, mengecam keras pelanggaran dan serangan Israel yang terus berlanjut ke wilayah Suriah, serta campur tangannya dalam urusan internal negara tersebut.
"Pelanggaran terang-terangan ini terhadap kedaulatan Republik Arab Suriah, hukum internasional, dan Perjanjian Pelepasan 1974 antara Suriah dan Israel, yang terjadi di tengah situasi tegang di Kegubernuran As-Suwayda," ujar Kemlu Arab Saudi.
"Kerajaan [Saudi] menegaskan dukungan penuhnya terhadap langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Suriah untuk mencapai keamanan dan stabilitas di Suriah, menjaga perdamaian sipil, dan mencapai kedaulatan negara beserta lembaga-lembaganya atas seluruh wilayah Suriah," lanjutnya.