Isak tangis mengiringi pemakaman Prada Lucky Chepril Saputra Namo di Kelurahan Kuanino, Kupang, Sabtu siang (9/8/2025).
Ratusan pelayat dari berbagai penjuru hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada prajurit muda TNI AD yang meninggal tragis karena diduga dianiaya oleh seniornya.
Prosesi ibadat syukur pemakaman digelar pukul 12.30 WITA di rumah duka. Hadir jajaran petinggi TNI, termasuk Komandan Korem 161/Wira Sakti Kupang, perwakilan Brigif Komodo Kupang, pemerintah daerah, anggota DPD asal NTT Paul Liyanto, rekan sejawat, sahabat dekat, dan masyarakat umum.
Suasana haru semakin pecah ketika ibunda Prada Lucky, Sepriana Paulina Mirpey, menangis saat peti jenazah ditutup. Sang ayah, Serma Kristian Namo, berdiri tegar di sisi peti, memberi penghormatan terakhir untuk putra tercintanya.
Dalam sambutannya, perwakilan keluarga menyampaikan duka bercampur amarah. Keluarga menegaskan tidak akan berhenti menuntut keadilan.
"Harus diusut tuntas dan para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. Ini bukan hanya demi keluarga kami, tetapi demi tegaknya keadilan bagi seluruh masyarakat,” kata perwakilan keluarga Prada Lucky.
Sementara ibu Prada Lucky, Seprianau Paulina Mirpey meminta agar pelaku penganiayaan anaknya dihukum berat.
"Meraka harus dihukum mati," tegasnya.
Sebelumnya, ayah Prada Lucky, Sersan Mayor Christian Namo mengungkapkan, diduga kuat kematian putranya bukan disebabkan sakit biasa, melainkan akibat kekerasan berat yang dilakukan seniornya.
Sebelum dirawat, Prada Lucky sempat mengalami penganiayaan di barak. Kepada tim medis di ruang radiologi RSUD Aeramo, korban bahkan sempat mengaku bahwa dirinya menjadi korban kekerasan oleh seniornya.
"Dia bilang ke dokter, dipukul oleh senior di barak," ungkapnya.