Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan Kamis (14/8). Sebelumnya, IHSG berakhir di zona hijau, naik 101,21 poin atau 1,30 persen ke posisi 7.892,91 pada perdagangan Rabu (13/8).
Phintraco Sekuritas mencatat penguatan IHSG pada Rabu (13/8) ditopang oleh penguatan saham-saham berkapitalisasi besar yang menjadi movers penguatan indeks pada hari tersebut.
Secara teknikal, Phintraco Sekuritas mencatat IHSG akan membentuk gap up yang disertai pelebaran histogram MACD, serta pergerakan indikator Stochastic RSI yang mengarah naik.
“Dengan demikian, IHSG berpeluang menguji resistance psikologis di level 7.900 pada perdagangan Kamis,” tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, dikutip Kamis (14/8).
Pada Kamis (14/8), pasar akan mencermati sejumlah rilis data ekonomi global. Dari Inggris, Produk Domestik Bruto (PDB) bulan Juni diperkirakan tumbuh 1,10 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 0,7 persen yoy di Mei 2025 yang merupakan laju terendah sejak Juni tahun lalu. Secara historis, PDB bulanan Inggris rata-rata berada di 1,85 persen sejak 1998.
Pasar juga akan mencermati data inflasi yang akan dirilis oleh Amerika Serikat (AS), yang diproyeksikan naik 0,20 persen mom, setelah tercatat stagnan pada bulan lalu dan mengalami 0,3 mom di bulan Mei.
Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham-saham seperti AUTO, ASII, ASRI, TINS dan PSAB untuk diperhatikan sepanjang Kamis (14/8).
Kemudian, MNC Sekuritas melihat IHSG yang menguat pada Rabu (13/8) Masih didominasi oleh volume pembelian yang cenderung meningkat.
MNC Sekuritas mencatat, posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave 1 pada label hitam atau wave (v) dari wave [c] pada label merah.
“Hal tersebut berarti, IHSG masih berpeluang menguat ke rentang 7,915 hingga 8,010,” tulis MNC Sekuritas.
Adapun analis MNC Sekuritas merekomendasikan saham BRIS, CPIN, DEWA, dan MDKA untuk diperhatikan sepanjang Kamis (14/8).
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.