
Dokter RSCM Yoga Tohijiwa mengungkapkan hasil autopsi jenazah Diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayunan (39) yang ditemukan tewas dengan wajah terlilit lakban di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).
Dari hasil autopsi, Arya Daru meninggal karena gangguan pertukaran saluran oksigen yang menyebabkan mati lemas.
Yoga mengatakan perkiraan waktu kematian Arya 2 hingga 8 jam sebelum dilakukan pemeriksaan luar. Tim melakukan pemeriksaan luar pada 8 Juli 2025 pukul 13.55 WIB.
Setelah dilakukan pemeriksaan luar jenazah, tim menunggu pihak keluarga Arya untuk menginfokan proses autopsi atau pemeriksaan dalam tubuh jenazah.
"Seluruh organ kita ambil sampel jaringannya untuk dilakukan pemeriksaan toksikologi dan histopatologi forensik," kata Yoga dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7).

Hasil pemeriksaan, ditemukan luka lecet dan memar di bibir, mata dan leher.
"Dapat kami simpulkan hasil pemeriksaan forensik pada pemeriksaan mayat laki-laki berusia 39 tahun, ditemukan luka terbuka dangkal bibir bagian dalam, luka-luka lecet pada wajah dan leher, serta memar-memar pada wajah," kata
Ditemukan juga memar kelopak mata atas kiri, memar pada bibir bawah dalam. Ada juga luka memar pada anggota gerak atas kanan atau lengan akibat kekerasan tumpul.
Luka memar pada tangan itu diduga berasal saat Arya berada di rooftop lantai 12 gedung Kemlu.
"Berdasarkan hasil gelar perkara kemarin, di rooftop di lantai 12 ada kegiatan memanjat tembok yang dapat menyebabkan memar pada lengan atas kanan kiri," ucap Yoga.
Yoga mengatakan terkait dengan luka-luka di leher, timnya melakukan autopsi teknik khusus leher untuk mendalami apakah luka-luka di leher berdampak pada organ-organ di dalam leher.
"Dapat kami laporkan pada otot leher tidak ditemukan resapan darah. Batang tenggorok itu berisi lendir dan busa halus kemerahan. Selanjutnya kami temukan pada organ dalam pada kedua paru sembab paru atau pembengkakan pada paru, serta pada seluruh organ dalam kami temukan ada pelebaran pembuluh darah dan titik-titik pendarahan," jelasnya.

Tim juga menemukan gambaran kekurangan oksigen pada jaringan jantung, pada paru ditemukan adanya perbendungan disertai pembengkakan.
"Selanjutnya ditemukan darah berwarna lebih gelap dan encer, lendir pada batang tenggorok, sembab paru, tanda-tanda perbendungan pada seluruh organ dalam. Tidak ditemukan penyakit pada organ-organ almarhum," katanya.
Hasil pemeriksaan toksikologi juga tidak ditemukan zat-zat yang membuat pernapasan terganggu.
"Dari pemeriksaan toksikologi, tidak ditemukan zat yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran oksigen. Tidak ditemukan penyakit apa pun. Maka sebab mati karena gangguan pertukaran oksigen pada saluran napas atas yang menyebabkan mati lemas," jelasnya.