
Gempa berkekuatan 5,7 magnitudo (sebelumnya dilaporkan berkekuatan 6,0 magnitudo) yang mengguncang Poso, Sulteng, pada Kamis (24/7), juga dirasakan di sejumlah wilayah. Salah satunya di Palu. Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan di Palu getaran akibat gempa tersebut terasa dalam skala II hingga III MMI.
"Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," kata Daryono dalam keterangannya.
Adapun di Poso, Kolonodale dan Mangkutana dirasakan dalam intensitas IV-V MMI. Skala ini menunjukkan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk.
Kemudian di Palopo, Toraja, Mappadeceng dan Bungku getaran dirasa dalam skala intensitas III-IV MMI. Artinya dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya.
Penyebab Gempa
Adapun data terbaru BMKG menunjukkan gempa yang terjadi pada pukul 20.06 WIB, memiliki parameter update 5,7 magnitudo. Sebelumnya gempa ini dilaporkan berkekuatan 6,0 magnitudo.
Episenter gempa terletak pada koordinat 2,01° LS; 120,78° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Poso, Sulawesi Tengah pada kedalaman 10 kilometer.
Daryono mengatakan gempa disebabkan aktivitas Sesar Poso.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Zona Sesar Poso. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," ujarnya.
Adapun hingga pukul 20.40 WIB, BMKG mencatat ada 11 gempa susulan. Gempa terbesar berkekuatan 5,5 magnitudo dan yang terkecil 2,4 magnitudo.