BYD Atto 1 mengadopsi model tuas transmisi elektrik yang diletakkan di cluster tombol konsol tengah di dashboard. Posisi tersebut berpotensi kesenggol atau salah tekan ketika hendak mengoperasikan tombol lain di sebelahnya.
“Nggak masalah. Tombol P, drive (D), atau netral (N) itu nggak akan berubah ketika kita lagi jalan di kecepatan berapa pun,” ucap Bobby kepada kumparan di Solo, Jawa Tengah belum lama ini.
Apabila transmisi dipindah saat jalan, maka akan muncul peringatan di panel instrumen. Transmisi BYD Atto 1 baru bisa dioperasikan ketika mobil berhenti dan pengemudi menginjak pedal rem.
Sistem transmisi yang diadopsi BYD Atto 1 mengusung teknologi shift-by-wire. Artinya, seluruh aktivitas perpindahan gigi di transmisi dioperasikan secara elektrik. Berbeda dengan tongkat transmisi konvensional yang mengandalkan sistem mekanis.
Cara kerjanya dengan mengirim sinyal dari tombol transmisi di dalam kabin ke modul kontrol transmisi. Kemudian, unit kontrol akan mengaktifkan aktuator untuk memposisikan transmisi sesuai keinginan pengemudi, mulai dari P (park), N (neutral), R (reverse), dan D (drive).
Keuntungan dari mekanisme shift-by-wire adalah tampilan kabin bisa dibuat lebih modern, sebab tongkat besar di konsol tengah bisa digantikan oleh komponen lebih sederhana, seperti tombol atau saklar.
Seluruh produk BYD di Indonesia telah mengadopsi teknologi transmisi shift-by-wire, mulai dari MPV mewah Denza D9, BYD Sealion 7, Seal, Atto 3, Dolphin, hingga model termurah Atto 1.
BYD Atto 1 dipasarkan dalam dua varian, yakni Standard seharga Rp 195 juta dengan kapasitas baterai 30,08 kWh jarak tempuh 300 kilometer, serta tipe Premium yang dibanderol Rp 235 juta on the road (OTR) Jakarta ditanamkan baterai 38,88 kWh dengan daya jelajah 380 kilometer.