
Menjelang Iduladha 1446 H, aktivitas jual beli hewan di Pasar Hewan Ambarketawang, Gamping, Sleman, lebih ramai dari biasanya. Para pedagang tak hanya datang dari wilayah DIY, banyak juga yang datang dari luar daerah, seperti Madura.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Hewan Ambarketawang dan Rumah Potong Hewan, Yuda Adi Nugroho, mengatakan pedagang asal Madura sudah mulai berdatangan bahkan sejak pertengahan Mei 2025.
“Pertengahan Mei sudah masuk, dia datang membawa belasan ekor. Itu ada yang membawa 2 rit. Masing-masing rit bisa memuat sekitar 8-10 ekor sapi Madura,” ujar Yuda saat ditemui Pandangan Jogja di kantornya, Rabu (4/6).

Sapi yang dibawa pedagang Madura umumnya berukuran lebih kecil dibanding sapi lokal seperti simental atau limosin. Jenis ini menjadi pilihan bagi pembeli yang mencari hewan kurban dengan harga lebih terjangkau. Sapi Madura dijual dengan harga antara Rp18 juta hingga Rp25 juta.
“Karena untuk sapi-sapi lokal, seperti sapi putih, sapi simental, itu mahal. Nah ini mulai ada variasi kayak sapi Madura, sapi Bali, itu sudah mulai masuk,” katanya.

Selain menjual langsung di pasar, para pedagang juga memanfaatkan strategi lain untuk menjangkau pembeli. Beberapa menyewa lahan penampungan atau menjalin kerja sama dengan pedagang lokal.
“Biasanya pedagang Madura itu bekerja sama ya, ada yang langsung dia nyewa lokasi mana untuk penampungan atau dia kerja sama dengan pedagang sini, dia kirim,” jelas Yuda.
Untuk memastikan kesehatan setiap hewan yang masuk, pengelola pasar selalu melakukan penyemprotan untuk mencegah penyebaran penyakit.