Hujan deras yang mengguyur India menyebabkan banjir bandang dan menewaskan setidaknya 34 orang, Rabu (27/8). Derasnya curah hujan membuat Sungai Tawi di wilayah Jammu dan Kashmir meluap, merendam permukiman, merobohkan jembatan, serta merusak sejumlah rumah dan kuil Hindu.
Banyak aktivitas masyarakat lumpuh. Sekolah-sekolah di sejumlah wilayah seperti di Jammu, Himachal Pradesh, dan Punjab terpaksa ditutup demi keselamatan siswa.
Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi India, Jitendra Singh, melalui utas di platform X menegaskan prioritas utama pemerintah adalah memulihkan aliran listrik, memastikan pasokan air bersih, serta memperbaiki layanan komunikasi yang terputus akibat bencana. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para petugas yang bekerja tanpa henti sepanjang malam untuk memperbaiki infrastruktur vital tersebut.
Banjir parah ini tak hanya berdampak di India, tetapi juga melintasi perbatasan. Di Provinsi Punjab, Pakistan, sekitar 150.000 orang telah dievakuasi sejak Kamis (14/8) akibat terjangan banjir yang dipicu hujan muson. Situasi kian genting setelah India melepaskan air dari Bendungan Madhopur di Sungai Ravi yang mengalir dari Punjab, India ke Pakistan.
Kedua negara yang kerap bersitegang itu kini menghadapi cobaan serupa: derita akibat hujan muson yang ekstrem, yang sekali lagi memperlihatkan rapuhnya kawasan Asia Selatan di tengah ancaman perubahan iklim.