Gunung Batu di Lembang, Bandung Barat, ramai dibicarakan publik. Ia disebut meninggi hingga 400an meter, meski kenyataannya menurut ahli tidak demikian.
Peneliti BRIN Mudrik Rahmawan Daryono menjelaskan, sebenarnya yang terjadi adalah bukan kenaikan dari morfologi Gunung Batu. Namun pergerakan Sesar Lembang yang diakibatkan gempa sejak lama di kawasan tersebut.
"Secara keseluruhan pergeseran Sesar Lembang ketemu pergeseran mengiri (bergeser ke sebelah kiri) sebesar 120 meter, dan juga yang paling besar itu 460 meter ke kiri juga," kata Mudrik kepada kumparan, Rabu (27/8).
Posisi Gunung Batu berada di KM 16 Sesar Lembang. Ia membentang sepanjang 29 km.
Ia menegaskan, gempa yang terjadi di area tersebut membuat morfologi Sesar Lembang berubah. Tidak bisa dijelaskan rinci perbedaan tahun dari kapan sampai kapan.
Lantas seperti apa profil Gunung Batu?
Gunung Batu memiliki ketinggian sekitar 1.228 mdpl. Sebagian puncak gunung didominasi dari bebatuan sehingga tidak ada pohon yang dapat hidup di atasnya (terkecuali lumut atau ilalang).
Sebagian ahli menyebut bahwa gunung ini terbentuk dari lava yang berasal dari letusan dahsyat Gunung Sunda sekitar 500.000 tahun lalu.
Berawal dari kaki Gunung Manglayang di sebelah timur dan menghilang sebelum perbukitan kapur Padalarang di sebelah barat. Sesar Lembang tepat antara Gunung Tangkuban Parahu dan dataran Bandung sehingga membentuk dua blok, utara dan selatan. Tembok Alam Raksasa ini membentengi pemandangan orang di utara ke selatan.
Sekitar tahun 2008 LIPI menggali tanah di kawasan Lembang, faktanya, berhasil diketahui jejak gerakan gempa selama 3.000 tahun terakhir, telah terjadi tujuh kali pergerakan besar Sesar Lembang.
Rekaman tersebut diketahui dari lapisan tanah bekas sagpond (areal rawa yang tercipta akibat pergerakan patahan).
Namun, belum diketahui mekanisme pergerakan Patahan Lembang akibat lambannya laju pergerakan, 2 – 5 mm per tahun. Periode gempa di Patahan Lembang pun terbilang lama, sekitar 400 hingga 700 tahun. Sehingga tidak ada fakta sejarah yang menunjukkan data sejarah otentik keaktifan sesar.