
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menilai butuh waktu bagi Danantara Indonesia berproses. Setidaknya dalam 6 bulan ke depan, Badan Pengelola Investasi (BPI) tersebut akan merampungkan program kerja prioritas.
Erick mengatakan tugas besar Danantara memberikan penciptaan nilai (value creation) kepada masa depan bangsa Indonesia dan menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru tersebut membutuhkan waktu.
"Mohon sebagai catat besarnya proses, proses yang diberikan oleh Danantara diberikan. Karena tidak mungkin Danantara yang baru lahir harus langsung berlari," kata Erick saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (23/7).
Erick mencontohkan Sovereign Wealth Fund (SWF) sebelum Danantara, Indonesia Investment Authority (INA), membutuhkan proses transisi selama 18 bulan.
Sementara Danantara ditargetkan bisa merampungkan 22 program strategis yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 dalam kurun waktu 5-6 bulan. Erick menyebut Danantara bak bayi ajaib kalau dalam 6 bulan tersebut langsung bisa bergerak cepat.
"INA memerlukan waktu 18 bulan untuk transisi. Danantara yang jauh lebih besar dari INA, kalau bisa 6 bulan berlari ini luar biasa, ini bayi ajaib," ujar Erick.

Erick juga mengungkapkan waktu awal menjabat sebagai Menteri BUMN memiliki 12 program strategis. Menurutnya, 12 program saja penuh tantangan untuk menjalankannya.
"Saya teringat ketika saya menjadi menteri dengan wamen-wamen saya itu 12 saja saya struggling waktu itu, di mana salah satunya kereta cepat, ini 22 (program kerja). Jadi kita perlu mendukung Danantara," tutur Erick.
Untuk itu, Erick berharap percepatan penyelesaian 22 program kerja Danantara ini bisa didukung oleh seluruh pihak, baik itu pemerintah maupun Komisi VI DPR, agar dapat berjalan secara profesional.
"Saya yakini dengan tentu profesionalitas yang telah dibuat Danantara, ini kita bisa selaraskan dan mudah-mudahan 6 bulan ke depan kita bisa lihat hasilnya," tutur Erick.
Dalam RKAP 2025, Danantara memiliki 22 program kerja prioritas. Program kerja pertama di bidang restrukturisasi BUMN meliputi bisnis maskapai, manufaktur baja, kereta api cepat, dan asuransi.
Program kerja berikutnya berkaitan dengan streamlining (perampingan) dan konsolidasi bisnis BUMN, meliputi BUMN karya, pupuk, rumah sakit, hotel, gula, hilirisasi minyak, asuransi, manajemen aset, dan kawasan industri.
Danantara juga memiliki beberapa rencana pengembangan bisnis yakni di bidang koperasi, pangan, baterai, semen, perbankan syariah, telekomunikasi, dan juga galangan kapal.
Untuk mendukung program kerja tersebut, Danantara juga perlu menyelesaikan tata kelola pendukung bisnis organisasi Holding Operasional alias Danantara Asset Management (DAM).