Pernah makan mi dan nasi sekaligus sebagai makanan utama? Kombinasi ini memang terasa lezat, tapi menurut Rosyda Dianah, SKM, MKM, Dosen Gizi Sekolah Vokasi Universitas IPB, kebiasaan tersebut bila dilakukan terus-menerus dapat memicu diabetes serta gangguan metabolik lain, seperti resistensi insulin, dislipidemia, dan inflamasi kronis.
Rosyda menjelaskan, baik mi maupun nasi termasuk sumber karbohidrat. Mengonsumsinya bersamaan bisa membuat asupan kalori dan karbohidrat meningkat signifikan.
Ia menambahkan, jika nasi dan mi dikonsumsi dalam jumlah seimbang, maka karbohidrat bisa mendominasi hingga 80 persen dari total energi. Kelebihan karbohidrat sederhana ini dapat meningkatkan kadar gula darah, dan dalam jangka panjang berisiko memicu diabetes dan berbagai gangguan metabolik tersebut.
“Kelebihan karbohidrat sederhana dari nasi putih dan mi instan dapat meningkatkan indeks glikemik dan memicu lonjakan gula darah. Jika tidak dibarengi asupan protein dan serat, maka efeknya bisa berdampak jangka panjang,” jelas Rosyda, dikutip dari laman IPB University, Jumat (22/8).
Selain kelebihan karbohidrat, rendahnya protein dan lemak sehat juga menjadi sorotan. Dalam 150 gram nasi dan 100 gram mi, terdapat sekitar 401 kalori dan 82 gram karbohidrat, tetapi hanya 7 gram protein dan 2 gram lemak.
Kondisi ini jelas tidak sesuai dengan pedoman “Isi Piringku” Kementerian Kesehatan, yang menekankan 50 persen isi piring berasal dari sayur dan buah, serta 50 persen sisanya gabungan karbohidrat dan lauk pauk.
Minimnya protein dan lemak sehat dapat menurunkan hormon pengatur nafsu makan, seperti leptin dan peptida YY. Akibatnya, rasa lapar lebih cepat muncul kembali dan berisiko memicu konsumsi kalori berlebih, terutama dari sumber karbohidrat sederhana.
Supaya lebih sehat, Rosyda menyarankan agar mengonsumsi menu yang tetap mengenyangkan tanpa menumpuk karbohidrat. Caranya bisa dengan mengombinasikan nasi setengah porsi dengan lauk hewani atau nabati, serta dilengkapi sayuran.
Sebagai alternatif, sumber karbohidrat juga bisa diganti dengan bahan lain seperti ubi rebus yang dikombinasikan dengan sumber protein hewani seperti telur. Rosyda juga merekomendasikan pilihan rendah karbohidrat, misalnya mi shirataki yang dipadukan dengan protein dan sayur agar tetap seimbang.
“Prinsipnya adalah menyeimbangkan piring makan sesuai dengan pedoman Isi Piringku. Pastikan karbohidrat tidak lebih dari seperempat bagian piring dan lengkapi dengan protein, lemak sehat, serta serat dari sayuran dan buah,” pungkasnya.
Nah, kamu juga sering makan mi campur nasi? Kombinasi ini memang bikin kenyang, tapi jangan lupa tubuh tetap butuh gizi seimbang. Jadi, pastikan asupan karbohidrat, protein, dan sayur tetap seimbang, ya.
Reporter Salsha Okta Fairuz