REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Ratusan jurnalis di Gaza dibunuh Israel, termasuk puluhan ribu warga sipil selama kampanye genosida di Gaa. Israel melakukan pembunuhan terhadap jurnalis dan warga sipil adalah strategi perang yang mereka sebut dengan Doktrin Dahiya.
Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI), Yon Machmudi menyampaikan dalam strategi perang Israel, ada yang dinamakan dengan Doktrin Dahiya. Doktrin tersebut merupakan sebuah doktrin perang yang menyasar dan menargetkan infrastruktur sipil sebagai bagian dari target perang yang dihancurkan.
"Dengan menargetkan dan menghancurkan infrastruktur sipil diharapkan menimbulkan rasa takut kepada rakyat pendukung musuh Israel," kata Yon kepada Republika, Senin (11/8/2025).
Yon mengatakan, Doktrin Dahiya diterapkan pada 2006 di sebuah desa Dahiyeh di Lebanon oleh Israel. Desa Dahiyeh pernah diluluhlantakan dan dihancurkan oleh Israel, untuk menyampaikan pesan bahwa siapapun dari rakyat Lebanon berasal dari desa manapun, ketika ada tembakan berasal dari suatu desa di Lebanon, maka Israel akan meluluhlantakkan desa itu.
Penghancuran wilayah sipil dalam Doktrin Dahiya adalah strategi Israel untuk memberi peringatan dan mencegah agar tidak terjadi perlawanan terhadap Israel dari desa atau wilayah manapun.
"Dalam hal ini Doktrin Dahiya juga diterapkan di Gaza dengan menargetkan semua infrastruktur sipil agar rakyat takut dan menyerah serta tidak melakukan perlawanan terhadap Israel," ujar dia.