Aktivis mengambil bagian dalam protes terhadap kelaparan akibat blokade Israel di Jalur Gaza, di Tel Aviv, Israel, Selasa, 22 Juli 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Segenap anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan diakhirinya bencana kelaparan di Jalur Gaza dengan segera. Seruan tersebut mendesak Israel untuk menghentikan ekspansi militernya dan melakukan gencatan senjata segera.
Dalam pernyataan bersama mengenai perkembangan di Timur Tengah, para anggota, kecuali Amerika Serikat, menyuarakan keprihatinan mendalam atas bencana kelaparan yang secara resmi diumumkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza,
“Penggunaan kelaparan sebagai senjata perang dilarang berdasarkan hukum humaniter internasional,” tegas pernyataan tersebut, memperingatkan bahwa sekitar 41.000 anak berisiko meninggal dunia akibat malnutrisi, seperti dilaporkan Palestine Chronicle.
Para anggota selanjutnya menuntut gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen. Mereka juga meminta pembebasan segera dan tanpa syarat para tawanan Israel yang ditahan oleh Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas.
Pembelaan AS
Berbeda dengan suara mayoritas DK PBB, Amerika Serikat membela tindakan Israel. Perwakilan AS menolak apa yang ia sebut sebagai “kebijakan kelaparan palsu” di Gaza. AS bahkan menepis temuan Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB. Ia mengatakan badan tersebut tidak lulus uji (kredibilitas dan integritas).
Meski demikian, AS tetap mengakui bahwa kelaparan merupakan masalah serius dan kebutuhan kemanusiaan di Gaza masih mendesak.