
Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan memberikan modal bagi beberapa proyek, mulai dari perumahan, maskapai penerbangan hingga tambak ikan.
Untuk proyek revitalisasi 20.413,25 hektare (ha) tambak ikan di pantai utara (Pantura) Jawa Barat, Danantara akan investasi Rp 26 triliun. Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono menyebut proyek tersebut akan didanai secara penuh oleh Danantara.
“Luasannya 20 ribu hektare, perkiraan investasi menurut kita sekitar Rp 26 triliun. Ya, dong (full) dari Danantara” kata Trenggono usai Penandatanganan MoU Perikanan Budidaya Tambak dengan Pemerintah Daerah Jawa Barat di Kantor Kementerian KP, Jakarta Pusat pada Rabu (25/6).
Revitalisasi tambak ikan ini rencananya di sepanjang Pantura, di empat kabupaten yakni Bekasi, Karawang, Subang dan Indramayu. Tujuannya untuk meningkatkan produksi ikan tambak.
Trenggono menyoroti rendahnya produksi jenis ikan ini saat ini, yaitu 0,6 ton per ha per tahun. Nantinya revitalisasi bisa mengerek volume produksi hingga 1,18 juta ton per ha per tahun dengan nilai produksi mencapai Rp 30,65 triliun.
Revitalisasi dilakukan untuk mengubah desain tambak menjadi lebih modern, setelah revitalisasi juga akan terbangun tambak dengan sistem manajemen terpadu. Nantinya pembangunan untuk revitalisasi akan dimulai pada tahun 2026.

Meski sepenuhnya didanai Danantara, akan tetapi proyek tersebut masih membutuhkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN) untuk proses pemetaan proyek revitalisasi dan proses lainnya.
Trenggono menyebut pemetaan proyek revitalisasi dan proses lainnya tidak masuk dalam skema investasi. “APBN-nya sedikit, ya. Di antaranya adalah untuk pemetaan, kemudian APBN-nya untuk tapal batas,” ujarnya.
Garuda Indonesia Dapat Suntikan Modal Rp 6,65 T dari Danantara
Selain tambak udang, Danantara juga memberikan pendanaan pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) sebesar USD 405 juta atau setara Rp 6,6 triliun (kurs Rp 16.353).
Dana berupa pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai Rp 6.650.505.000.000 ini diperuntukkan bagi kebutuhan maintenance, repair and overhaul (MRO), yang merupakan bagian dari total dukungan pendanaan bernilai sekitar USD 1 miliar.

"Kami sangat senang Danantara dapat berperan sebagai mitra strategis Garuda Indonesia untuk mendukung komitmen transformasi jangka panjang yang diawali dengan pemberian pinjaman pemegang saham senilai 405 juta USD," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Pandjaitan saat konferensi pers, Selasa (24/6).
Pemberian modal ini dilakukan melalui PT Danantara Asset Management (Persero) (DAM) sebagai badan usaha pengelola aset dan dividen BUMN dalam struktur Danantara.
Wamildan menyebut dukungan transformasi komprehensif ini mencakup optimalisasi bisnis, pendanaan jangka panjang juga pendampingan menyeluruh berbasis tata kelola dan restrukturisasi penyehatan kinerja.
Tujuannya untuk menjaga keberlangsungan operasional dan kualitas layanan Garuda Indonesia dan PT Citilink Indonesia.
Selain itu, fokus kolaborasi fase awal ini adalah perawatan dan peningkatan kesiapan operasional armada baik untuk Garuda Indonesia sebagai full service carrier (FSC) maupun Citilink sebagai low cost carrier (LCC).
Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk optimalisasi kinerja operasional dan keuangan.
Program 3 Juta Rumah Dapat Suntikan Rp 130 T dari Danantara
Program 3 juta rumah juga mendapat dukungan dari Danantara melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Danantara akan mendukung pendanaan program tersebut hingga Rp 130 triliun.
CEO Danantara, Rosan P Roeslani menuturkan jumlah ini merupakan jumlah dukungan yang dikucurkan untuk tahun 2025 melalui skema Himbara.
“Saya sudah berbicara seluruh bank Himbara plus Bank Syariah Indonesia dan juga BTN, jadi ada 5 bank, untuk memberikan pendanaan kepada perumahan yang nanti akan dibangun pak Ara (Menteri PKP) sampai akhir tahun ini kurang lebih kami sudah hitung mencapai Rp 130 triliun,” kata Rosan di Gedung Parlemen Singapura, dikutip dari akun Instagram @maruararsirait, Selasa (17/6).

Meskipun Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengaku belum menentukan model pemanfaatan kucuran dana tersebut, apakah akan digunakan untuk konsumen (debitur) saja atau juga untuk pengembang.
“Kita bicarakan lebih lanjut. Tapi ini kan alokasinya dulu. Kita juga lihat nanti kesiapannya. Jangan sampai tidak terserap. Ini masalah waktu nih, karena ini kan tinggal 6 bulan efektif,” kata Ara di Kantor Blue Bird, Jakarta Selatan, Selasa (17/6).
Namun Ara mengaku telah mendapatkan informasi ini langsung dari CEO Danantara, Rosan P Roeslani juga Presiden Prabowo Subianto. Dia menyebut dana segar Rp 130 triliun itu merupakan limpahan dana dari Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kemarin disampaikan dari KUR untuk perumahan ya, Rp 130 triliun ya. Jadi ini dukungan negara itu benar-benar hadir. Nah ini kepercayaan ini kan luar biasa harus disiapkan oleh kementerian kami. Tidak ada korupsi, benar-benar efisien, menjaga kualitas dan cepat. Jadi tata kelola juga baik,” jelas Ara.