Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menemui Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Saan Mustopa, dan Cucun Ahmad Syamsurijal di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9).
Bukan di luar Gerbang DPR, dialog ini dilakukan di ruang auditorium yang terletak di Gedung Nusantara.
"Kami mengucapkan terima kasih dan selamat datang di DPR RI," kata Dasco
“Kami diberi tahu bahwa teman-teman, adik-adik sekalian datang untuk menyampaikan aspirasi,” tutur Dasco membuka dialog.
Terpantau dialog ini diikuti oleh perwakilan organisasi keagamaan serta kepemudaan, dan mahasiswa dari berbagai universitas di antaranya Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), serta Himpunan Mahasiswa Islam – Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO).
Dari unsur BEM, hadir pula Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) faksi Kerakyatan, BEM SI faksi Rakyat Bangkit, Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEM Nusantara), BEM Perguruan Tinggi Negeri se-Nusantara (BEM PTN se-Nusantara), Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (DEMA PTKIN), serta BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (BEM PTMA).
Selain itu, ada juga Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Hindu (PP GMH), BEM Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (BEM UPNVJ), BEM Universitas Indonesia (BEM UI), Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik se-Indonesia (PP Himapolindo), hingga Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti.
Dorong Pengusutan Makar, Pansus HAM, hingga RUU Perampasan Aset
Secara bergantian perwakilan dari mahasiswa menyampaikan aspirasinya. BEM UPNVJ mendesak DPR untuk membentuk panitia khusus untuk mengusut dugaan pelanggaran HAM selama akhir Agustus 2025 kemarin.
“Kami mendesak Pansus Hak Asasi Manusia atas tewasnya Affan dan yang tewas di seluruh Indonesia,” kata Ketua BEM UPNVJ Kaleb Otniel Aritonang.
Perwakilan mahasiswa Universitas Indonesia, Agus Setiawan, menyampaikan keluhannya tidak bebas menggelar aksi unjuk rasa karena khawatir ditunggangi makar.
Hal ini menindaklanjuti pernyataan Prabowo Subianto yang mengatakan bahwa aksi unjuk rasa yang terjadi sepekan terakhir terjadi karena dugaan makar dan terorisme.
“Jujur saja ini membuat kami khawatir untuk turun karena khawatir ditunggangi,” kata Agus.
"Kami ingin investigasi mengusut tuntas berbagai kekerasan yang terjadi sepanjang Agustus ini, pun juga dengan dugaan makar yang keluar dari mulut Bapak Presiden Prabowo," lanjutnya.
Mereka juga mendesak RUU Perampasan Aset untuk segera dimasukkan dalam daftar Program Legislatif Nasional (Prolegnas) prioritas untuk segera rampu...