REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menegaskan bahwa transformasi transmigrasi akan diwujudkan melalui distribusi sumber daya manusia unggul ke kawasan transmigrasi. Langkah ini diambil sebagai upaya pemerataan pembangunan dan penguatan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Mentrans Iftitah menyatakan bahwa transformasi ini diperlukan untuk menjawab tantangan persepsi masyarakat yang keliru, yaitu bahwa transmigrasi hanya sebatas pemindahan penduduk dari wilayah padat ke wilayah jarang.
“Tantangan itulah yang melatarbelakangi program unggulan kami, transmigrasi patriot, yaitu distribusi SDM unggul di kawasan transmigrasi,” ujar Iftitah.
Ia juga menyoroti persepsi negatif bahwa transmigrasi hanya memindahkan orang miskin, meskipun program ini telah melahirkan 1.567 desa definitif, ratusan kecamatan, hingga ibu kota kabupaten dan provinsi baru.
Program unggulan transmigrasi patriot ini menekankan distribusi sumber daya manusia unggul untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pemerintah juga merancang beasiswa patriot jenjang S2 bagi generasi muda Indonesia yang belajar di kawasan transmigrasi.
Lima lokasi prioritas yang ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi adalah Rempang Kepulauan Riau, Mamuju Sulawesi Barat, Merauke Papua Selatan, Melolo Sumba Timur NTT, dan Selaparang Lombok Timur NTB. Lokasi-lokasi ini akan dikembangkan sebagai laboratorium pendidikan dan inovasi.
Iftitah menekankan bahwa para penerima beasiswa tidak hanya menjalankan tugas akademik, tetapi juga pengabdian masyarakat, sehingga kampus lebih dekat dengan kehidupan nyata dan mampu mencetak inovasi berbasis kebutuhan kawasan transmigrasi.
Orientasi transmigrasi ke depan menurut Iftitah bukan lagi sekadar jumlah penduduk yang dipindahkan, melainkan berapa banyak masyarakat yang benar-benar sejahtera melalui industrialisasi, hilirisasi, dan ekosistem pembangunan terpadu.
“Kita ingin mendekatkan kampus dengan laboratorium lapangannya, yakni kampus berdampak bukan menara gading. Ke depan kawasan transmigrasi akan menjadi pusat laboratorium ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan pusat inovasi dunia,” tutup Iftitah.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara