Menteri Luar Negeri Sugiono telah berada di China mewakili Presiden Prabowo Subianto menghadiri KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO). Prabowo batal ke China karena kondisi keamanan dalam negeri yang tak kondusif sejak pekan lalu.
Informasi perihal pembatalan kehadiran Prabowo disampaikan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, pada Sabtu (30/8). Ia menyebut Prabowo sudah meminta maaf kepada Presiden China Xi Jinping karena membatalkan kehadirannya.
"Bapak Presiden Prabowo Subianto dengan kerendahan hati dan dengan permohonan maaf kepada pemerintah Tiongkok, beliau memutuskan untuk belum dapat menghadiri undangan dari pemerintah Tiongkok," kata Prasetyo Hadi dalam keterangannya, Sabtu (30/8).
"Karena dinamika di dalam negeri, Bapak Presiden ingin terus memantau secara langsung, beliau juga ingin terus memonitor secara langsung, ingin memimpin secara langsung mencari penyelesaian terbaik," jelas dia.
Adapun informasi soal kehadiran Sugiono disampaikannya lewat unggahan instagram @MenluRI. Ia turut mengunggah fotonya bersama Presiden China Xi Jinping dan Ibu Negara Peng Liyuan.
“Tiba di Tianjin untuk berpartisipasi dalam the 25th SCO Heads of State Council (31/8), mewakili Presiden @prabowo. Indonesia 🇮🇩 diundang sebagai Tamu Kehormatan,” ucap Sugiono lewat unggahan instagram.
“Merupakan suatu kehormatan untuk menghadiri Jamuan Penyambutan yang diselenggarakan oleh Presiden Xi Jinping & Nyonya Peng Liyuan di Meijiang Convention Center, Tianjin,” sambungnya.
KTT SCO dimulai pada Minggu (1/9) di Tinjian yang merupakan kota pelabuhan di utara China. Keesokan harinya para kelapa negara/pemerintahan serta perwakilan diundang menghadiri parade militer 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II yang digelar di Beijing.
SCO terdiri dari China, India, Rusia, Pakistan, Iran, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Uzbekistan, Belarusia dan 16 negara oberserver lainnya. Xi akan memimpin KTT SCO Plus yang terdiri dari negara anggota, observer dan undangan termasuk Indonesia.
Sejumlah pemimpin negara dunia seperti Presiden Vladimir Putin hingga PM India Narendra Modi dilaporkan sudah tiba di China.
Di Tianjian poster-poster mempromosikan SCO berjajar di sepanjang jalan. Kata-kata seperti saling menguntungkan dan kesetaraan ditulis dalam bahasa Mandarin dan Rusia di poster-poster tersebut.
China dan Rusia dalam sejumlah kesempatan bahkan menyebut SCO sebagai alternatif dari aliansi militer negara-negara Barat, NATO.