Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, akan kembali berlayar ke Gaza untuk membawa bantuan kemanusiaan.
Dikutip dari AFP, Senin (1/9), sekitar 20 kapal berangkat dari pelabuhan di pesisir timur Spanyol pada Minggu (31/8) sekitar pukul 15.30.
"Kami berjanji akan membuka koridor kemanusiaan dan mengakhiri genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina," kata Armada Sumud Global. Sumud dalam bahasa Arab berarti 'ketahanan'.
Armada Sumud Global ini menyebut dirinya sebagai organisasi independen yang tidak terafiliasi dengan pemerintah atau partai politik mana pun. Armada kapal yang mengibarkan bendera Palestina itu membawa sekitar ratusan orang, yang di antaranya merupakan aktivis dari berbagai negara seperti aktor Irlandia Liam Cunningham dan aktor Spanyol Eduard Fernandez.
Selain Greta Thunberg dan kedua aktor itu, ada pula anggota parlemen dan tokoh masyarakat Eropa, termasuk mantan Wali Kota Barcelona Ada Colau.
Kapal-kapal itu diperkirakan akan tiba di Gaza sekitar pertengahan September mendatang.
"Pertanyaannya saat ini bukan kenapa kami berlayar. Cerita ini bukan tentang misi yang akan kami jalani ke depan," kata Greta Thunberg saat diwawancara.
"Cerita ini tentang Palestina. Ceritanya adalah tentang bagaimana rakyat secara sengaja dirampas dari sumber daya yang paling mendasar untuk bertahan hidup. Cerita ini tentang bagaimana dunia diam saja," lanjutnya.
Sementara aktor asal Irlandia, Liam Cunningham, mengatakan bahwa pelayaran ini menunjukkan kegagalan dunia dalam menegakkan hukum internasional dan hukum humaniter di Gaza.
"Fakta bahwa anda berada di sini, dan pelayaran terjadi, merupakan indikasi kegagalan dunia dalam menegakkan hukum internasional dan hukum humaniter, dan ini memalukan, ini adalah periode yang sangat memalukan dalam sejarah dunia kita, dan kita harusnya malu," kata Cunningham.
Penyelenggara pelayaran mengatakan puluhan kapal lainnya diperkirakan akan meninggalkan Tunisia dan pelabuhan Mediterania lainnya pada 4 September untuk bergabung dalam misi kemanusiaan ini.
Lebih lanjut, Thunberg mengatakan para aktivis juga akan menggelar demonstrasi dan aksi protes serentak di 44 negara.
"Dalam solidaritas dengan rakyat Palestina. Ini akan menjadi misi solidaritas terbesar dalam sejarah, dengan jumlah orang dan kapal yang lebih banyak dari pada upaya pelayaran sebelumnya," kata aktivis asal Brasil, Thiago Avila.
"Kami memahami bahwa ini adalah misi yang sah menurut hukum internasional," kata anggota parlemen Portugal, Mariana Mortagua.
Sebelumnya, Thunberg juga mengikuti pelayaran misi kemanusiaan ke Gaza pada Juni lalu. Ia berlayar bersama aktivis lain dari Prancis, Jerman, Brasil, Turki, Swedia, Spanyol, dan Belanda.
Namun, kapal mereka dicegat oleh pasukan Israel. Mereka pun sempat ditangkap dan dideportasi ke negara masing-masing.