
Kedutaan Besar China di Indonesia memperingati pembentukan Tentara Pembebasan Rakyat ke-98. Acara ini dihadiri Atase Pertahanan China Kolonel Senior Xu Sheng, Dubes China untuk RI Wang Lutong, dan Rektor Universitas Pertahanan Anton Nugroho.
Atase Pertahanan China Kolonel Senior Xu Sheng dalam sambutannya mengungkapkan Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) telah membuat kontribusi yang bersejarah bagi pembebasan rakyat China hingga perkembangan negara, pertahanan, dan kedaulatan China.
"Di titik awal sejarah baru, dipandu oleh filosofi Presiden Xi Jinping dalam memperkuat militer di era baru, TPR berkomitmen untuk mengikuti jalan China menuju pembangunan militer, melakukan upaya habis-habisan mencapai tujuan 100 tahun Tentara Pembebasan Rakyat pada 2027, dan menciptakan fase baru dalam pertahanan nasional dan modernisasi militer," kata Xu Sheng di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Selasa (22/7).
Xu Sheng mengatakan, tahun ini adalah peringatan ke-80 kemenangan China atas perlawanan melawan agresi Jepang dan Perang Antifasis. Xu Sheng menyebut, perang yang terjadi 80 tahun lalu merupakan peperangan yang menentukan antara keadilan dan kejahatan hingga kemajuan dan reaksi.
"Perang Perlawanan Rakyat China terhadap Agresi Jepang dimulai paling awal dan berakhir paling akhir. Dalam menentang agresi, rakyat China yang gigih berjuang dan gagah berani akhirnya meraih kemenangan total atas agresi asing, melestarikan peradaban 5.000 tahun China, dan menegakkan tujuan perdamaian dunia," tuturnya.
Xu Sheng mengibaratkan perang seperti cermin. Menurutnya, perang dapat membantu sebuah bangsa untuk lebih menghargai makna dan nilai perdamaian.
"Kami, bangsa China, menghargai perdamaian. Tak peduli sekuat apa pun China, China tidak akan pernah mencari hegemoni, tidak akan pernah melakukan ekspansi, dan tidak akan pernah menimpakan penderitaan tragis yang dulu pernah dialami kepada bangsa lain," ungkapnya.
Dia menegaskan rakyat China akan terus melanjutkan hubungan persahabatan yang baik dengan semua negara dan berupaya memberikan kontribusi baru dan yang lebih besar terhadap kemanusiaan.
"TPR membawa gen cinta damai dari budaya China. Ini merupakan bagian strategis nasional pembangunan damai, menganut kebijakan pertahanan nasional yang bersifat defensif, dan berdiri sebagai kekuatan yang teguh bagi perdamaian dunia," tuturnya.
Dia juga menyebut TPR siap bekerja bersama militer dan semua negara untuk membangun masyarakat dengan masa depan bersama, memajukan Inisiatif Pembangunan Global, Inisiatif Keamanan Global, dan Inisiatif Peradaban Global. Apalagi, hubungan diplomatik antara China dan Indonesia sudah berjalan selama 75 tahun dan hubungan militer salah satu yang terus diperkuat oleh kedua negara.
"Dalam beberapa tahun terakhir, di bawah bimbingan strategis kedua presiden kita, hubungan pertahanan China-Indonesia semakin erat, menjadi contoh kerja sama militer antara China dan negara-negara ASEAN, dan berkontribusi pada keamanan dan stabilitas regional," ungkapnya lagi.
Perkembangan kerja sama militer kedua negara di antaranya Mekanisme Dialog 2+2 Menlu dan Menhan hingga latihan militer gabungan 'Heping Garuda'.
"Menghadapi lanskap internasional terkini yang diwarnai transformasi dan disrupsi yang saling terkait serta beragam tantangan yang dihadapi di kawasan, pendalaman kerja sama pertahanan dan keamanan antara China dan Indonesia akan memberikan dukungan kuat bagi komunitas China-Indonesia dengan masa depan bersama, serta berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas di kawasan dan sekitarnya," tuturnya.
"Kami menantikan kerja sama dengan Indonesia untuk memperluas pertukaran persahabatan dan mengembangkan kerja sama, serta membuat kontribusi baru dan yang lebih hebat bagi perdamaian dan kesejahteraan bersama di kawasan kita dan dunia," pungkasnya.