NVIDIA tidak hanya 'gemilang' karena chip AI canggihnya. Raksasa teknologi asal AS ini juga punya cara unik bagaimana CEO-nya memperlakukan karyawan. Biasanya, di sebuah perusahaan, sebagian besar CEO menyerahkan tinjauan gaji kepada HR, namun CEO NVIDIA Jensen Huang memiliki cara sendiri.
Huang secara pribadi meninjau kompensasi 42.000 karyawannya setiap bulan secara langsung. Hal ini diungkapkannya dalam sebuah diskusi yang berfokus pada artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di podcast All-In. Pendekatan kepemimpinan yang tidak biasa ini merupakan landasan kesuksesan NVIDIA.
"Jika Anda memperhatikan orang, urusan lainnya akan selesai dengan sendirinya," kata Jensen Huang, dikutip The Economic Times.
Huang mengelola tugas tersebut dengan bantuan machine learning. Tools ini memilah data kompensasi yang direkomendasikan untuk setiap karyawan.
"Saya memeriksa (semuanya). . .100% dari waktu, saya (pakai untuk bagaimana cara) meningkatkan pengeluaran perusahaan untuk biaya operasional," ujarnya.
Huang yakin, gaji yang kompetitif adalah cara untuk menjaga motivasi dan loyalitas karyawan. Huang mengeklaim telah menciptakan lebih banyak miliarder di tim manajemennya daripada CEO mana pun di dunia.
Menurut survei internal dan data pasar, sekitar 80% karyawan NVIDIA mendapatkan benefit gaji yang sangat baik. Kini, hampir setengah dari karyawan NVIDIA dilaporkan memiliki kekayaan lebih dari 25 juta dolar atau Rp 404 miliar (kurs Rp 16.190).
Lonjakan kekayaan ini sebagian besar didorong oleh program pembelian saham karyawan NVIDIA, yang memungkinkkan staf membeli saham dengan diskon 15%.
Dengan nilai pasar NVIDIA yang melonjak, kini mencapai 4,39 triliun dolar atau Rp 71 kuadriliun, saham-saham tersebut telah berubah menjadi aset yang mengubah hidup. Saham NVIDIA melonjak lebih dari 79% dalam setahun terakhir saja.
Bukan hanya karyawan biasa yang diuntungkan, lonjakan harga saham NVIDIA baru-baru ini membuat tiga anggota dewannya masuk ke klub miliarder. Huang sendiri memiliki kekayaan bersih melebihi 157 miliar dolar atau Rp 2 kuadriliun, menempatkannya di antara sepuluh orang terkaya di dunia.
Namun, Huang bersikeras bahwa fokusnya bukan pada kekayaan pribadi tetapi pada memberi penghargaan yang adil kepada semua orang, mulai dari insinyur hingga eksekutif senior.
Model kepemimpinannya menjadikan NVIDIA sebuah studi kasus tentang bagaimana menyelaraskan kesejahteraan karyawan dengan pertumbuhan perusahaan dapat mendorong kesuksesan yang belum pernah terjadi.
Keyakinan Huang pada kekuatan bakat melampaui gaji. Pada podcast ia berpendapat bahwa tim kecil yang didanai dengan baik dapat menghasilkan terobosan besar dalam AI.