Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), The Boeing Company (Boeing Co), memproyeksikan Indonesia membutuhkan tambahan sekitar 600 unit pesawat baru untuk memenuhi pertumbuhan pasar penerbangan dalam 20 tahun mendatang.
Managing Director Boeing untuk pemasaran di wilayah Asia Timur Laut, Asia Tenggara, dan Oseania, Dave Schulte, menyatakan perhitungan tersebut didasarkan pada perbandingan kursi keberangkatan per kapita di Indonesia.
Saat ini, Indonesia mencatat sekitar 0,4 kursi per kapita, lebih rendah dari rata-rata kawasan yang mencapai 0,65 kursi per kapita. Hal tersebut menunjukkan Indonesia jauh tertinggal dibanding Thailand, Vietnam, dan Singapura.
“Jika kita ingin meningkatkan Indonesia dalam hal kursi per kapita hingga setara dengan rata-rata Asia Tenggara, jika melakukannya dalam semalam akan memerlukan sekitar 600 pesawat baru untuk masuk ke Indonesia hanya dalam jangka pendek,” ucap Dave dalam media briefing di Menara Astra, Jakarta Pusat, Rabu (27/8).
Dave menyatakan, proyeksi ini ditujukan untuk mendukung pertumbuhan kawasan ASEAN, di mana lalu lintas penumpang diperkirakan tumbuh sekitar 7 persen per tahun dalam 20 tahun ke depan.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi juga diproyeksikan tumbuh lebih dari 5 persen dari produk domestik bruto (PDB), sehingga Dave menyatakan terdapat kebutuhan akan penambahan armada pesawat baru.
“Jadi saya pikir ada peluang besar untuk pertumbuhan berkelanjutan, tidak hanya di Asia Tenggara tetapi juga di seluruh Indonesia,” tambah Dave.
Lebih lanjut, Dave memperkirakan permintaan pesawat di kawasan Asia Tenggara akan mencapai 4.885 unit baru hingga dua dekade mendatang dengan tren pertumbuhan tahunan sekitar 7 persen itu.
Dari total tersebut, hampir 80 persen atau sekitar 4.000 unit diproyeksikan berasal dari kategori pesawat lorong tunggal, seperti Boeing 737. Kemudian, lebih dari 900 unit akan berasal dari pesawat lorong ganda (wide-body) yang digunakan untuk penerbangan jarak jauh.
“Dengan tren pertumbuhan jangka panjang itu, perkiraan kami untuk pasar Asia Tenggara selama 20 tahun ke depan adalah 4.885 pengiriman (unit pesawat) baru untuk kawasan ini,” tutur Dave.