
Bank Indonesia (BI) memborong Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 132,9 triliun di pasar sekunder sejak awal tahun hingga 26 Juni 2025. Langkah ini diambil untuk memperkuat operasi moneter sekaligus bersinergi dengan kebijakan fiskal pemerintah.
"Sampai dengan 26 Juni 2025, dapat kami laporkan BI telah membeli SBN dari pasar sekunder sebesar Rp 132,9 triliun," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, dikutip Jumat (4/7).
Perry menjelaskan, aksi beli SBN ini merupakan bagian dari strategi moneter BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak global, serta menjaga kelancaran likuiditas di pasar keuangan. Pembelian SBN juga menjadi bentuk dukungan bank sentral terhadap kebijakan fiskal pemerintah agar tetap sejalan dalam menjaga fondasi ekonomi.

"Tentu saja pembelian SBN dari pasar sekunder oleh BI ini diharapkan juga dapat membantu kebijakan fiskal pemerintah dalam menjaga stabilitas makro ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ungkapnya.
Ia menambahkan, BI bakal terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial agar bisa seimbang: stabil di satu sisi, dan tetap mendukung pertumbuhan di sisi lain.
Berbagai stimulus pun disiapkan. Termasuk penguatan digitalisasi transaksi dan akses pembiayaan di sektor prioritas.
"Termasuk untuk mendorong sektor perumahan, pertanian maupun juga sektor-sektor UMKM maupun sektor-sektor yang lain," pungkasnya.