Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melaporkan percepatan program pencapaian swasembada pangan kepada Presiden Prabowo Subianto. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melaporkan percepatan program pencapaian swasembada pangan kepada Presiden Prabowo Subianto. Laporan itu disampaikan Amran dalam Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8/2025).
Ia mengatakan, optimalisasi lahan (oplah) dan cetak sawah merupakan upaya memperkuat ketahanan pangan nasional jangka panjang. “Kalau oplah dan cetak sawah selesai secara bertahap selama tiga tahun berturut-turut, ini akan membuat swasembada ke depan itu sustain, berkelanjutan,” kata Amran, dikutip Selasa (26/8/2025).
Saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengerjakan pembangunan cetak sawah dan pertanaman demplot di sejumlah wilayah, antara lain di Kalimantan Tengah hingga Papua Selatan. Dalam rapat tersebut, selain membahas oplah dan cetak sawah, Amran juga melaporkan kondisi pangan terkini. Berdasarkan laporan Badan Pangan Nasional serta hasil pemantauan lapangan, harga beras saat ini menunjukkan tren penurunan.
“Sesuai hasil Badan Pangan Nasional dan pengamatan lapangan, sekarang harga beras sudah berangsur-angsur turun. Kita terus melakukan operasi pasar besar-besaran secara berkelanjutan sampai Desember,” ujar Amran.
Amran menekankan, pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga beras melalui operasi pasar besar-besaran. Badan Pangan Nasional (NFA) menugaskan Perum Bulog mendistribusikan beras untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke seluruh Indonesia.
“Beras SPHP yang disiapkan sebanyak 1,3 juta ton sampai Desember. Saat ini per hari kita sudah menyalurkan 6 ribu ton, target berikutnya 7 ribu ton, dan ke depan mencapai 10 ribu ton per hari,” jelasnya.
Amran memastikan stok beras pemerintah dalam kondisi aman. Dikutip dari keterangan resmi Kementan, cadangan beras pemerintah masih 3,9 juta ton. Menurut Amran, kondisi tersebut sangat aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahkan setelah SPHP didistribusikan, stok akhir tahun diprediksi masih berada pada kisaran 2,5–2,7 juta ton.